ChanelMuslim.com – Masjid Agung Aljazair, yang terbesar ketiga di dunia setelah situs tersuci di Makkah dan Madinah dan terbesar di Afrika, diresmikan pada Rabu malam lalu pada kesempatan Maulid Nabi Muhammad (saw). Upacara pembukaan dihadiri oleh Perdana Menteri Andelaziz Djerad dan pejabat pemerintah lainnya.
Presiden Abdelmadjid Tebboune rencananya akan meresmikan masjid yang bisa menampung maksimal 120.000 orang, namun berhalangan hadir karena dirawat di rumah sakit sehari sebelumnya, meski media pemerintah tidak merinci apakah Tebboune dinyatakan positif COVID-19, kondisinya dilaporkan stabil.
Dikenal secara lokal sebagai Djamaa El Djazair, masjid akan dibuka untuk sholat umum pertama minggu depan, satu setengah tahun setelah pembangunannya selesai. Masjid ini digambarkan sebagai desain yang modernis, dengan interior Andalusia, dan membanggakan menara tertinggi di dunia dengan ketinggian 267 meter, menjulang di atas menara tertinggi sebelumnya di Casablanca, Maroko. Menara ini dikatakan dilengkapi dengan lift dan platform pengamatan yang menghadap ke ibu kota dan Teluk Algiers.
Namun, pembangunan masjid tersebut mendapat kritik sebagai proyek kesombongan dan simbol megalomania mantan Presiden jangka panjang Abdelaziz Bouteflika yang dipaksa mundur di tengah protes massa terhadap dua dekade kekuasaannya. Pekerjaan konstruksi tujuh tahun selesai April lalu, tiga tahun terlambat dari jadwal. Perusahaan yang bertanggung jawab, China State Construction Engineering, mendatangkan pekerja dari China.
Sosiolog Belakhdar Mezouar seperti dikutip AFP mengatakan masjid besar itu "tidak dibangun untuk rakyat" dan bahwa Bouteflika telah membangunnya untuk bersaing dengan Maroko dan memasang konstruksi di CV-nya, "sehingga dia bisa masuk surga di hari Pengadilan".
Pengeluaran lebih dari $ 1 miliar uang publik juga ditanggapi dengan ketidaksetujuan oleh pihak lain, dengan pengangguran kaum muda dan peningkatan yang sangat dibutuhkan di sektor kesehatan dan pendidikan dipandang sebagai prioritas yang lebih penting bagi negara.
“Ada masjid di hampir setiap lingkungan,” kata Said Benmehdi, seorang warga Aljazair berusia tujuh puluhan, yang kedua anaknya menganggur. Dia mengatakan kepada AFP bahwa dia lebih suka negara membangun pabrik dan membiarkan orang muda bekerja.[ah/afp]