?ChanelMuslim.com – Desainer Rosie Rahmadi lewat brand fashion Rosie Rahmadi mengangkat tema Alas Kumala dalam Fashion Show kelulusan student Islamic Fashion Institute pada 8 April lalu di ajang Muslim Fashion Festival (Muffest) 2017.
Inspirasi Alas Kumala, kata Desainer berlatar pendidikan kenotariatan ini dari para petani gandum yang dalam kehidupan sehari-harinya menggunakan outfit sederhana dan tidak beraturan, mix antara style tahun 80an dan post modern.
“Apabila kita amati tanaman gandum memiliki Philosophy berjamaah/kebersamaan, apabila berdiri satu tangkai begitu rapuh, tapi apabila disatukan dalam satu ikatan dia begitu kokoh dan kuat,” ucap Rosie Rahmadi kepada chanelmuslim terkait dengan inspirasi rancangan Alas Kumala yang dia tampilkan sebagai syarat kelulusan di sekolah fashion muslim ini.
Dari gambaran tersebutlah akhirnya menginspirasi Rosie Rahmadi untuk menampilkan 5 outfits busana muslim Ready to Wear dengan ciri khasnya yaitu dress feminin dengan konsep keindahan disampaikan melalui kesederhanaan, sangat sesuai untuk pribadi feminin, elegan, namun tidak berlebihan.
“Material yang digunakan yaitu katun, linen, satin, tafeta, organza, wol serta brokat dengan warna-warna seperti coklat, biru dan abu-abu yang menggambarkan kehidupan petani gandum,” terang bunda dua putri ini.
Sementara silhouette yang digunakan pada rancangan kali ini adalah A-Line, dengan style Tahun 80an dan post mo, dilengkapi dengan topi sebagai pelindung dari sinar matahari.
“Kemudian untuk detailnya menggunakan tali-tali handmade berupa batang-batang gandum, dilengkapi rangkaian butiran gandum menjadi gambaran keseluruhan inspirasi,” tambah Rosie Rahmadi.
Terkait Testimoni Rosie Rahmadi sebagai salah satu siswa di IFI
Saya ibu dari dua Putri Gadiza (8th), Tallulah (5th), salah satu member Indonesian Fashion Chamber (IFC).
Kegiatan sehari-hari saya mengelola perusahaan fashion yang menaungi beberapa brand bersama suami.
Hal yang melatar belakangi saya masuk ke Islamic Fashion Institute (IFI) adalah karena saya berkecimpung di dunia modest wear sedangkan basic pendidikan saya adalah magister kenotariatan.
Karena IFI ini satu-satunya lembaga pendidikan fashion yang fokus pada modest wear sehingga dibutuhkan sekali oleh saya sebagai bisnis owner yang fokus bergerak dan membangun modest wear.
Selain itu founder yang juga memang praktisi (para designer yang expert di bidangnya dengan prestasi-prestasi luar biasa yang membesarkan namanya), saya berpikir pada beliau-beliau inilah pilihan paling tepat untuk belajar.
Di IFI Salah satu materi yang saya dapatkan adalah ‘Kaidah Busana Muslim’, ini merupakan bekal/pondasi yang sangat penting bagi saya dalam membuat koleksi.
Saya menyadari bukan satu hal mudah menjadi seorang desainer dalam membuat satu koleksi, terdapat rangkaian proses yang harus dilewati: dari mana mengambil inspirasi, kemudian menentukan tema, stylenya bagaimana, siluetnya bagaimana, apa pilihan warnanya, menggunakan material apa, detailnya seperti apa.
Begitu pula dari bisnisnya seorang desainer harus memahaminya, bagaimana memulai dan mengelolanya, dari IFI saya mendapatkan semua Ilmu tersebut.
Selain itu kamipun dibekali attitude yang baik bahwa dalam berkarya dan berbisnis tidak hanya Ilmu saja tetapi adab dan akhlak adalah paling utama.
Mental dan kemampuan kami di asah dengan langsung praktek-praktek membuat koleksi salah satunya.
Selamat. (jwt/red)