ChanelMuslim.com – Sebelumnya BMKG menyebutkan bahwa yang terjadi di Anyer Banten adalalah gelombang air laut yang pasang.
Namun, menurut Ahli Geologi Ma’rufin Subdibyo. Air laut yang pasang itu adalah tsunami.
Ia menegaskan berdasarkan marigram stasiun pasangsurut Ciwandan di Anyer (Banten) yang dikelola Badan Informasi Geospasial.
“Jelas terekam ada pola tsunami, yang datang pukul 21:33 wib dengan periode tsunami 5 menit. Sama dengan tsunami Palu,”katanya Ahad (23/12/2018).
Sumber tsunami menurutnya diduga dari letusan Gunung Anak Krakatau pada pukul 21:02 wib.
“Letusan mungkin diikuti longsor sebagian kecil tubuh gunung (flank collapse), salah satu kekhasan dalam gunung berapi. Jika anda tatap Gunung Merapi, Telomoyo, Ungaran, Lau, Papandayan, Galunggung dll, itu adalah contoh gunung berapi dg kejadian flank collapse,”tambahnya.
Penyuka astronomi ini juga menyebut, setengah jam pasca letusan, tsunami terdeteksi di Anyer.
“Artinya kecepatan tsunaminya ‘hanya’ 100-an km/jam. Jelas dia bukan tsunami produk gempa megathrust (yg kecepatannya antara 250 s/d 700 km/jam). Dapat dihitung, panjang gelombang tsunaminya sebagai gelombang transversal adalah sekitar 10 km, ini juga ciri khas tsunami akibat longsoran,”ujarnya menjelaskan.
Cuitan tentang gelombang tinggi di @infoBMKG, Minggu (23/12/2018) sekitar pukul 01.01 WIB telah dihapus.
“Mencermati peristiwa tsunami di Pantai Barat Provinsi Banten pada tanggal 22 Desember 2018, malam hari sekitar pukul 21.27 WIB maka Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyampaikan tanggapan sebagai berikut, pertama, berdasarkan informasi peristiwa tersebut, BMKG segera melakukan analisis rekaman data sinyal seismik di beberapa sensor seismik terdekat dengan lokasi terjadinya tsunami,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono dalam keterangan tertulisnya kepada media.
Dia mengatakan berdasarkan rekaman seismik, tidak didapatkan rekaman gempa bumi pada waktu yang berdekatan dengan tsunami itu. Namun, dia tak menjelaskan lebih lanjut soal penyebab tsunami.
“Berdasarkan analisis sinyal seismik tidak didapatkan adanya rekaman gempabumi pada waktu yang berdekatan dengan waktu terjadinya tsunami di sekitar Banten dan Lampung,” tuturnya.
Rahmat mengatakan ada kenaikan ketinggian air pasang di sejumlah lokasi. Berikut daftarnya berdasarkan pengamatan tidegauge (sementara):
a. Tidegauge Serang tercatat pukul 21.27 WIB ketinggian 0.9 m
b. Tidegauge Banten tercatat pukul 21.33 WIB ketinggian 0.35 m
c. Tidegauge Kota Agung Lampung tercatat pukul 21.35 WIB ketinggian 0.36 m
d. Tidegauge Pelabuhan Panjang tercatat pukul 21.53 WIB ketinggian 0.28 m.
Di media sosialnya, BMKG juga akhirnya menyiratkan tsunami terjadi karena aktivitas Gunung Anak Krakatau.
UPDATE:
Gelombang pasang di Anyer dan sekitarnya memang bukan tsunami karena aktivitas gempa tektonik. Namun hal tersebut DIDUGA tsunami akibat aktivitas gunung Anak Krakatau, setelah mendapat data dari Badan Geologi. #BMKG akan melakukan verifikasi lanjutan mengenai fenomena ini
#BMKG tidak mencatat adanya gempa yang menyebabkan tsunami malam ini. Yang terjadi di Anyer dan sekitarnya bukan tsunami karena aktivitas seismik gempa. … Tetap tenang 🙏
.
.
Sedikit ralat tweet sebelumnya, karena ada emoticon yang kurang pas dan ada penegasan pernyataan. 🙏🙏🙏— BMKG (@infoBMKG) December 22, 2018
Sementara itu, BPBD Pandeglang menyebutkan korban meninggal telah 10 orang dan ada kemungkinan bertambah.
Seksi kedaruratan dan logistik BPBD Kabupaten Pandeglang, Endan mengatakan kepada media, seluruh jenazah telah dievakuasi ke puskesmas terdekat.
Saat ini pihaknya masih terus menyisir daerah terdampak tsunami. (Ilham)