Chanelmuslim.com – Doa adalah wujud rasa cinta seorang hamba kepada Allah Swt., sekaligus pengakuan akan kebutuhan dan pertolongan-Nya. Hakikat doa sebenarnya juga meminta kekuatan dan kesanggupan dari Allah Swt. Dalam doa ada makna memuji Allah ada pengakuan bahwa Allah Maha Mulia lagi Maha Pemurah, itu semua menjadi ciri pengabdian dan penghambaan.
Katakanlah (Muhammad), “Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari bencana di darat dan di laut ketika kamu berdoa kepada-Nya dengan rendah hati dan suara yang lembut?” (Dengan mengatakan), “Sekiranya Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini, tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” (QS Al-An’am: 63)
Ayat ini menjadi ladasan bahwa berdoa dengan rendah hati dan suara lembut lebih baik daripada berdoa dengan suara yang keras.
Para mufasir berbeda dalam memaknai kata At-Tadarru’. Imam Ibnu Jarir At-Tabari menafsirkannya dengan makna rendah diri, merasa hina, dan berupaya menghadirkan kedamaian hati di setiap doa. Penalaran ini disepakati kebanyakan penafsir yang datang setelahnya, seperti: Al-All?mah Abu Hayy?n, dan Al-H?fiz Ibnu Katsir.
Di lain pihak, Al-Q?di in Atiyyah menafsirkannya dengan doa yang terdengar jelas. Ia berkata, “At-Tadarru menghendaki kejelasan suara karena kata itu sendiri tidak digunakan selain pada permintaan yang disertai dengan berbagi isyarat dan gerakan tubuh.
Bentuk kerusakan yang sering dipaparkan Alquran dalam konteks doa adalah perilaku sebagian kelompok yang kembali pada kesesatan setelah doanya agar terlepas dari bencana dan kesulita, dikabulkan.
Zaid bin Arqam berkata, Tidaklah aku katakan kepada kalian kecuali seperti apa yang diucapkan Rasulullah, beliau pernah berdoa, “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan, ketakutan, kekikiran, kepikunan dan siksa kubur. Ya Allah berilah ketaqwaan pada diriku dan sucikanlah diriku. Engkaulah yang menolong dan menguasai diriku. Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tak berguna, hati yang tidak khusyuk, diri yang tidak pernah puas, dan doa yang tidak terkabulkan.” (HR. Muslim) []
Sumber : Alquran Cordoba (Muhammad bin Salih Al-Utsaimin, Syarh Riyadus Salihin, Jilid 4, 2001: 6-10, 25)