64 orang hilang dan setidaknya 11 orang tewas setelah dua kapal karam di lepas Pantai Italia Selatan.
Dikutip dari Aljazeera.com, Kelompok bantuan Jerman RESQSHIP, yang mengoperasikan kapal penyelamat Nadir, mengatakan pihaknya menyelamatkan 51 orang dari perahu kayu yang tenggelam, termasuk dua orang yang tidak sadarkan diri dan menemukan 10 mayat terperangkap di dek bawah kapal.
RESQSHIP mengatakan para penyintas diserahkan kepada penjaga pantai Italia dan dibawa ke darat pada Senin (17/6/2024) pagi, saat Nadir sedang menuju pulau Lampedusa, menarik perahu kayu yang membawa jenazah korban.
Baca juga: Turki telah mengirimkan Sembilan Kapal Kebaikan untuk Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
64 Orang Hilang Setelah Dua Kapal Karam di Pantai Italia Selatan
Kecelakaan kapal kedua terjadi sekitar 200 km (125 mil) timur wilayah Calabria di Italia, ketika sebuah kapal yang berangkat dari Turki delapan hari sebelumnya terbakar dan terbalik.
Mereka mengatakan 64 orang hilang di laut, sementara 11 orang diselamatkan dan dibawa ke pantai di kota Roccella Ionica di Calabria oleh penjaga pantai Italia, bersama dengan mayat seorang wanita.
Penjaga pantai sebelumnya mengatakan pihaknya sedang mencari orang hilang dalam jumlah yang tidak ditentukan dengan bantuan badan perbatasan Uni Eropa Frontex.
Kapal tersebut, sebuah kapal layar yang ditemukan tenggelam sebagian, pertama kali terlihat oleh kapal Prancis di perairan internasional di mana zona pencarian dan penyelamatan Italia dan Yunani tumpang tindih.
Badan-badan PBB mengatakan para pengungsi dan migran yang terlibat dalam kecelakaan kapal kedua berasal dari Iran, Suriah dan Irak.
Lebih dari 27.000 orang tewas di Laut Mediterania selama dekade terakhir, ketika mencoba mencapai Eropa selatan dari Afrika utara.
Meskipun sebagian besar kematian di Mediterania tengah tercatat di lepas pantai Libya, IOM juga mencatat peningkatan jumlah orang yang meninggalkan kapal dan, seiring dengan itu, kapal karam di lepas pantai Tunisia.
Setidaknya 729 orang tewas di lepas pantai Tunisia pada tahun 2023, dibandingkan dengan 462 orang pada tahun sebelumnya.
Ketika proyek IOM dimulai pada tahun 2014, sentimen Eropa lebih bersimpati terhadap penderitaan para pengungsi, dan pemerintah Italia telah meluncurkan Mare Nostrum, sebuah misi pencarian dan penyelamatan besar yang menyelamatkan ribuan nyawa.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Namun seiring dengan semakin kuatnya pengaruh partai politik anti-imigrasi di seluruh Eropa, banyak pemerintah yang berupaya mengekang arus migrasi ke negara mereka dengan menjanjikan dana ke negara-negara di kawasan Mediterania seperti Tunisia dan Mesir.
PBB dan LSM-LSM lainnya kembali menyerukan kepada pemerintah Uni Eropa untuk meningkatkan upaya pencarian dan penyelamatan di Mediterania serta memperluas jalur migrasi yang sah dan aman, sehingga para migran tidak terpaksa mempertaruhkan nyawa mereka di laut. [Din]