ChanelMuslim.com – Beberapa waktu lalu, Masjid Raya Sumatera Barat mendapatkan penghargaan dari Abdullatif Al Fozan Award. Masjid tersebut dinobatkan sebagai masjid dengan desain masjid terbaik di dunia di antara desain-desain dari masjid negara-negara berpenduduk Muslim.
Baca Juga: Masjid Tempat Mengeluh
Mengenal Lebih Dekat Masjid Raya Sumatera Barat yang Dinobatkan sebagai Desain Terbaik Dunia
Menjadi masjid dengan desain terbaik tentunya tidak dapatkan dalam waktu semalam. Diperlukan kerja keras sampai biaya yang tidak sedikit.
Dikutip dari simas.kemenag.go.id, Pengerjaan pembangunan masjid ini dilakukan oleh PT Total Bangun Persada dalam beberapa tahap. Tiga tahap pertama telah selesai dikerjakan, mulai dari pekerjaan persiapan, pengurukan tanah, dan pemasangan struktur bangunan, kemudian dilanjutkan dengan pengerjaan ruang salat dan tempat wudhu.
Selain itu, dilakukan pemasangan keramik pada lantai dan ukiran sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar (fasad).
Tiga tahap pembangunan tersebut masing-masing menghabiskan biaya sebesar Rp103,871 miliar (2008 dan 2009), Rp15,288 miliar (2010), dan Rp31 miliar (2011).
Sejak tahun 2012 pelaksanaan pembangunan masjid ini dilakukan dengan sistem tahun jamak. Pada pertengahan tahun 2012, pengerjaan pembangunan telah memasuki tahap keempat.
Pada tahap tersebut telah dikucurkan anggaran sebesar Rp25,5 miliar untuk menyelesaikan pengerjaan shelter dan tempat parkir, yang ditargetkan selesai pada akhir tahun 2012.
Selanjutnya, pada tahun 2013 dilanjutkan dengan pembangunan lanskap dan pemasangan kubah. Pada tahun 2014 dibangun empat menara masing-masing setinggi 100 meter.
Sementara itu, biaya pengerjaan pembangunan masjid yang diperkirakan membutuhkan biaya mencapai Rp500 miliar lebih ini hingga saat ini seluruhnya diambil dari APBD provinsi Sumatera Barat.
Selain itu, bahkan Kerajaan Arab Saudi pernah mengirim bantuan sebesar Rp500 miliar, tetapi karena terjadi gempa bumi pada tahun 2009 bantuan itu kemudian dipergunakan untuk keperluan rehabilitasi dan rekonstruksi di Sumatera Barat.
Masjid ini juga dikenal sebagai Masjid Mahligai Minang yang merupakan salah satu masjid terbesar di Indonesia.
Arsitektur masjid ini adalah Rizal Muslimin, pemenang sayembara desain Masjid Raya Sumatera Barat yang diikuti oleh 323 arsitek dari berbagai negara pada tahun 2007.
Secara umum, arsitektur masjid ini mengikuti tipologi arsitektur Minangkabau dengan ciri bangunan berbentuk gonjong, hingga penggunaan ukiran Minang sekaligus kaligrafi pada dinding bagian luar.
Selain itu, arsitektur masjid ini juga menggambarkan kejadian peletakan batu Hajar Aswad dengan menggunakan kain yang dibawa oleh empat orang perwakilan suku di Kota Makkah pada setiap sudutnya.
Pembangunan masjid ini dimulai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 oleh Gubernur Sumatera Barat saat itu, Gamawan Fauzi.
Masjid ini memiliki tiga lantai yang diperkirakan dapat menampung sekitar 20.000 jamaah, yakni sekitar 15.000 jamaah di lantai dasar dan selebihnya di lantai dua dan tiga.
Masjid dibangun di lahan seluas sekitar 40.000 meter persegi dengan luas bangunan utama kurang dari setengah luas lahan tersebut, yakni sekitar 18.000 meter persegi, sehingga menyisakan halaman yang luas.
Di halaman tersebut ada pelataran, tempat parkir, taman, dan tempat evakuasi bila terjadi tsunami (shelter). [Cms]