ChanelMuslim.com – Bangunan bekas yang berada di tepi Sungai Yongning Taizhou diubah menjadi toko buku yang cerah dan modern oleh Architecture studio, Wutopia Lab. Hal yang menarik dari bangunan tersebut adalah terdapat lubang pada muka bangunan (fasad) yang berbentuk seperti awan.
Baca Juga: Dompet Dhuafa Jalin Kerjasama Program “Donasi Via Kasir” Dengan Toko Buku Walisongo
Bangunan Bekas Diubah Menjadi Toko Buku Modern
Selain itu, mereka juga membungkus struktur bangunan dengan panel alumunium putih, sehingga tampak elegan.
Dinding aluminium putih kontinu digunakan sebagai tambahan untuk menciptakan visual yang tenang dan menyenangkan.
Dilansir laman dezeen.com, sebuah artikel arsitektur yang ditulis oleh Ali Morris, di dalam toko buku tersebut terdapat dua tingkat dan lima zona dengan kode warna yang berbeda.
Di lantai dasar, pelanggan dapat menemukan bagian yang didedikasikan untuk buku bertema gaya hidup yang dipajang di stan segitiga berwarna oranye.
Desain ini memberi penghormatan kepada instalasi 1967 oleh seniman Afrika Selatan Roelof Louw, di mana 6.000 jeruk ditumpuk menjadi piramida yang menjulang.
Lantai pertama adalah tempat bagi ruang pameran yang berwarna merah muda dan ungu. Sementara itu, ada juga ruang kuliah berwarna merah serta ruang pertemuan bernuansa netral, semuanya terhubung satu sama lain melalui teras yang berbeda.
Selain itu, ada juga tempat bermain anak-anak, teras diskusi dan teras labirin yang berfungsi sebagai kafe outdoor.
Baca Juga: Tuan Guru Bajang Menjadi Tokoh Perbukuan Islami di IBF 2018
Area Bermain Anak-anak
Selain berada di lantai dasar, warna oranye cerah yang sama juga terlihat di area bermain anak-anak di lantai atas dan di bilik melingkar di paviliun kopi, yang terletak lebih jauh ke timur dekat air.
Apabila mengikuti jalan setapak melalui toko di lantai dasar, pengunjung dipandu ke zona budaya dan kreatif.
Hal Ini diidentifikasi oleh palet warna biru-bensin yang diterapkan pada rak dan perlengkapan pajangan, termasuk unit pajangan berbentuk piramida kedua.
Kemudian, para arsitek juga memasang rumah kaca biru yang terbuat dari kaca khusus yang dikembangkan secara lokal untuk digunakan dalam industri otomotif.
Dengan satu sentuhan tombol, para pengunjung bisa melihat pemandangan Sungai Yongning di luar.
Terakhir, hal lain yang luar biasa dari bangunan ini adalah ketika pohon dan tanaman asli situs dibiarkan utuh di halaman, bahkan dikelilingi oleh kerikil putih yang merujuk pada karya seniman Dinasti Ming Qiu Ying. [Cms]
Sumber: dezeen.com