MERAWAT silaturahim dengan keluarga tidak harus jalan-jalan karena mungkin keadaan bersaudara berbeda-beda, silaturahim bisa disederhanakan dan tidak merepotkan.
Silah artinya menyambungkan, rahim yaitu rahim ibu. Kita menjadi bersaudara karena ada satu rahim tempat kita pernah tinggal, entah rahim ibu, ke atas lagi rahim nenek, ke atas lagi rahim buyut.
Rahmi atau Rahim bisa juga bermakna rahmat kasih sayang, menyambung tali kasih sayang.
Silaturahim memanjangkan umur, memperbanyak rezeki, mendapat keberkahan.
Saling berkunjung dan berkumpul mempererat persaudaraan apalagi mendatangi orangtua dan saudara bernilai pahala di sisi Allah Subhanahu wa taala.
Sedangkan yang memutuskan persaudaraan mendapatkan dosa.
Bagi yang biasanya bekerja, berdagang, mengajar, mencari penghidupan, seketika meliburkan diri demi silaturahim, mudah-mudahan Allah yang mengganti semua yang dikorbankan (waktu, tenaga, harta) dan mendapatkan keberkahan yang berlimpah dari Allah Subhanahu wa taala.
Silaturahim tidak harus selalu jalan-jalan seperti yang pernah dijalankan di keluarga kami karena mungkin keadaan bersaudara berbeda-beda, silaturahim bisa disederhanakan dan tidak merepotkan.
Misal: kita janji kumpul di rumah siapa, lalu kita membawa lauk masing-masing dari rumah (ada yang bawa ayam/ikan, bawa sayur, bawa kue, bawa buah) tuan rumah cukup sedia tempat, air dan nasi.
Akhirnya kita tetap bisa berkumpul dan makan bersama, tanpa banyak merepotkan tuan rumah.
Atau seperti keluarga kami yang sengaja mengadakan kas keluarga per bulan, hingga sesekali tadabbur alam dan refreshing di luar rumah dengan keluarga besar bisa terlaksana tanpa beban biaya besar.
Kas ini juga bisa digunakan untuk yang sedang sakit, hadiah melahirkan, atau keperluan lain.
Tentu, jangan lupa setiap kegiatan kumpul keluarga tetap adakan sedikit pengajian agar ada momen indah berkumpul dalam rangka saling mengingatkan dalam kebaikan,
Mendengarkan hafalan anak-anak, sedikit tausiyah, kesan pesan harapan dan diskusi santai. Masya Allah tabarakallah.
Jika faktor jarak berjauhan, beda provinsi, negara, pandemi, dll, maka kita bersaudara bisa mengadakan pengajian online lewat zoom, ada yang tausiyah, lalu diskusi, saling bertukar kabar, ngobrol santai, rutin seminggu sekali atau sebulan sekali, orangtua pasti senang.
Anak cucu bergantian tadarusan Qur’an di awal lalu bercerita.
Baca Juga: Silaturahim Itu Merekatkan Ikatan Kekeluargaan
Merawat Silaturahim dengan Keluarga Tidak Harus Jalan-Jalan
Diperlukan kesadaran saudara yang Allah lebihkan rezekinya, untuk memudahkan saudara yang lain yang berada dalam kesulitan.
Tidak ada rasa iri dan hasad, kebersamaan selalu terbina, jika saling tolong menolong, dan komunikasi berjalan harmoni secara rutin, bahkan wajib.
Sebagian kita bisa hadir dalam majelis ngajinya, meskipun tidak hadir bersama keluarganya.
Orangtua inti utama yang mempersatukan anak-anak.
Jangan sampai orangtua mengadu anak satu dengan yang lain sehingga saling membenci dan memusuhi atau memilih-milih anak tertentu dari yang lain.
Karena keadilan yang dilakukan orangtua manfaatnya juga dirasakan orangtua sendiri.
Begitu juga anak-anak haruslah bersikap dewasa ketika orangtua mencurahkan perasaan karena manusiawi setiap anak memiliki karakter berbeda-beda.
Sikap dan perbuatan mungkin ada yang berkenan di hati orangtua ada yang tidak.
Terkadang orangtua butuh tempat bercerita apalagi jika pasangan telah tiada.
Janganlah terlalu dalam terbawa emosi hingga memusuhi saudara yang lain, sambil tetap bersikap empati dengan orangtua.
Karena mungkin banyak hal yang kita tidak tahu. Maka berbaik sangkalah terhadap saudara dan orangtua, minta maaf dan maafkan atas semua kekhilafan.
Yang lebih penting, manfaat lain dari silaturahim adalah anak-anak kita bisa mengetahui, mengenal, dan akrab, terutama para mahramnya (kakek, nenek, om dan tante), keluarga besar orangtuanya, siapa tahu akan menjadi wali-wali mereka jika qadarullah orangtua nanti tiada.
Masya Allah indahnya ketika anak-anak penerus generasi bisa merasa nyaman dan tenang karena banyak saudara yang peduli menyayangi dan memperhatikan.
Apalagi jika suatu saat bersaudara satu turunan kompak dalam proyek kebaikan (bikin yayasan untuk pendidikan, bikin perusahaan untuk bisnis) semua saling bantu dan menolong.
Kebersamaan tidak terlepas dari doa, mungkin persaudaraan yang baik ini adalah doa orangtua.
Tentunya, kita jangan lupa juga selalu saling mendoakan kebaikan agar keluarga besar yang bisa berkumpul di dunia ini, Allah kumpulkan lagi di surga-Nya. Amiin yaa rabbal’alamiin…
Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tiada mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya. QS. Aththur: 21
Semoga bisa menjadi inspirasi untuk merajut silaturahim dengan keluarga masing-masing karena keluarga adalah pondasi utama masyarakat madani, agar negeri ini selalu damai.
Baldatun thayyibatun wa rabbun gafuur.
Tulisan ini disampaikan oleh Ummu Ammar pada 2 Maret 2022. Semoga bermanfaat dalam mengingatkan kita untuk merawat silaturahim dalam keluarga.[ind]