ChanelMuslim.com- Tidak hanya sukses dengan karir dan gaya hidup mewah yang dimilikinya. Para Crazy Rich ini juga ternyata sering membangun masjid di berbagai daerah, siapa sajakah mereka?
Mengutip dari Hops.id, Kamis (17/02/2022) Berikut 5 crazy rich mualaf Indonesia yang sering membangun mesjid.
Baca Juga : Kisah Youtuber Delfano Charies yang Dulu Menghina Nabi Kini Menjadi Mualaf
5 Deretan Crazy Rich Mualaf Indonesia yang Sering Bangun Masjid
Irwan Mussry
Crazy rich mualaf Indonesia yang pertama adalah Irwan Mussry. Suami artis cantik Maia Estianty ini adalah seorang mualaf yang terlahir dari keluarga Yahudi. Ia melalui masa kecilnya hingga lulus SMP di Surabaya.
Setelah lulus, Irwan melanjutkan pendidikan ke Los Angeles, Amerika Serikat. Namun, banyak yang tidak tahu bahwa Irwan tidak lulus kuliah. Pasalnya, ia memang tidak berniat melanjutkan sekolah di Negeri Paman Sam, melainkan untuk berpindah negara saja.
Kemudian pada 1987, Irwan memutuskan kembali ke Indonesia untuk merintis bisnis jam tangannya. Kini Irwan telah menjabat sebagai Presiden Direktur dan CEO Timerindo Perkasa International (Time International), perusahaan yang memegang hak retail dari 40 merek jam tangan eksklusif dunia dan produk gaya hidup kelas atas seperti Gucci, Rolex, Chanel, dan lainnya.
Jusuf Hamka
Crazy Rich Mualaf berikutnya adalah Jusuf Hamka. Pria yang akrab disapa Baba Alun ini adalah salah satu bos perusahaan jalan tol PT Citra Marga Nusaphala Persada.
Meski mempunyai harta berlimpah, sosok pengusaha Jusuf Hamka sangatlah dermawan. Ia tak segan membantu sesama tanpa memandang latar belakang dan agamanya. Sifatnya yang rendah hati membuat masyarakat semakin kagum dengan pengusaha berdarah Tionghoa ini.
Jusuf Hamka memiliki cita-cita mulia dengan membangun 1.000 masjid, salah satu yang telah berhasil adalah Masjid Baba Alun yang berada di bawah kolong tol Ir Wiyoto Wiyono.
Menariknya, masjid bangunan khas Tionghoa itu menyediakan balai masyarakat yang boleh ditempati masyarakat tanpa hunian.
HM Jos Soetomo
Crazy rich mualaf Indonesia selanjutnya adalah HM Jos Soetomo. Pengusaha keturunan Tionghoa asal Kalimantan ini tercatat dalam daftar 150 orang terkaya di Indonesia versi Globe Asia pada 2017.
Saat dirilis oleh Globe Asia, Jos Soetomo menempati urutan 93 dengan kisaran kekayaan USD430 juta dolar atau setara Rp5,5 triliun setelah tax amnesty. Semua harta tersebut berasal dari bisnisnya yang tersebar di berbagai bidang.
Sukses dan berlimpah harta tidak membuat sosok Jos lupa akan sekitarnya. Ia telah membangun empat Masjid Cheng Hoo yang berada di Balikpapan, Batuah Kutai Kartanegara, dan Samarinda.
Johari Zein
Grazy rich mualaf Indonesia berikutnya adalah Johari Zein. Pria yang akrab disapa Pak Jo ini adalah seorang wirausaha dan pendiri perusahaan jasa pengiriman barang JNE.
Terlahir dari keluarga Tionghoa membuat jiwa pengusaha dalam dirinya bergejolak. Insting bisnis yang dimilikinya mulai tumbuh di usia muda dengan membuat majalah yang dijual kepada teman-temannya semasa SMP. Usaha ini terus berlanjut hingga ia duduk di bangku SMA.
Di perusahaan jasa pengiriman ini, Johari menjadi salah satu pendiri sekaligus pemegang saham. Selain menjabat sebagai Presiden Komisaris JNE, Johari mulai berinvestasi pada bidang teknologi informasi.
Menjadi pengusaha sukses tidak membuatnya lupa Allah. Ia memiliki cita-cita mulia yakni mendirikan 99 masjid di delapan penjuru dunia.
Kini Jo telah mendirikan lembaga filantropi bernama Johari Zein Foundation, sebuah yayasan yang hendak membangun 99 masjid. Jumlah tersebut diambil dari nama baik Allah Ta’ala atau Asma Al Husna.
Baca Juga : Jarang Muncul di TV, 9 Artis Berhijab Ini Sukses Jadi Pembisnis
Lee Kang Hyun
Crazy rich mualaf Indonesia terakhir adalah Lee Kang Hyun. Pria yang akrab disapa Pak Haji ini adalah mantan Vice President Samsung Indonesia.
Lee mulai bertugas di Samsung Indonesia pada 1993 dan bertanggung jawab atas banyak hal dalam kegiatan operasional, mulai ekspor-impor, ketenagakerjaan, keuangan, sampai urusan logistik.
Pada 2006, Lee dipindah ke kantor pusat Samsung di Korea Selatan sebagai Head of Digital Air Solution. Setelahnya, Lee didapuk sebagai Managing Director Samsung Bangladesh.
Tahun 2012, Lee kembali lagi ke Indonesia sebagai Corporate Business Vice President. Setahun setelahnya, ia menjabat sebagai Corporate Business and Corporate Affair Vice President, PT Samsung Electronics Indonesia (SEIN).
Kemudian setelah 28 tahun bekerja di Samsung, Lee memutuskan untuk pindah ke perusahaan otomotif, Hyundai Motor Asia Pacific. Kini, Lee menjabat sebagai Vice President sekaligus Chief Operating Officer (COO).
MasyaAllah ya, semoga menginspirsi. [wmh]