ChanelMuslim.com – Akhir hidup Ummu Waraqah menerima anugerah paling besar yaitu mati syahid yang selama ini menjadi penantiannya dengan segenap kerinduan dan harapan.
Di akhir hidupnya, Ummu Waraqah tinggal seorang diri di rumahnya ia tidak memiliki keluarga dan hanya ditemani oleh seorang budak laki-laki dan budak perempuan yang membantu urusan kesehariannya.
Kedua budak ini ia terima sebagai warisan dari keluarganya. Setelah masuk Islam Ummu Waraqah menjanjikan akan memerdekakan mereka setelah ia meninggal dunia.
Baca Juga: http://Ummu Waraqah Binti Al-Harits, Wanita Penghimpun Al-Qur’an
Akhir Hidup Ummu Waraqah. Tragis tapi Indah!
Janji inilah yang selalu membayangi kehidupan pasangan budak tersebut mereka ingin segera menghirup udara kemerdekaannya yang berarti menunggu saat kematian tuannya itu. Akan tetapi bagaimana hal ini bisa terjadi?
Kedua budak yang setiap saat diperlakukan dengan baik dan menerima kasih sayang dari Ummu Waraqah itu ternyata tidak membalasnya dengan hal yang serupa.
Sifat mereka lebih pantas seperti yang dinyatakan dalam sebuah pepatah “Hati-hatilah terhadap kejahatan orang yang selama ini engkau perlakukan dengan baik.”
Mereka tidak sabar dengan kondisinya sebagai budak sekaligus pelayanan Ummu Waraqah yang telah berlangsung cukup lama.
Mereka juga terpedaya dengan kekayaan tuannya sehingga setan berhasil menguasai hati dan meniupkan bisikan-bisikan jahat kepadanya.
Pada suatu malam mereka membuat rencana jahat untuk membunuh Ummu Waraqah sehingga Asy-Syahiidah itupun meninggal dunia sebagai korban kezaliman dan pengkhianatan, persis dengan yang sampaikan sebelumnya oleh Rasulullah.
Sementara kedua budak itu berusaha melarikan diri tetapi bagaimana mungkin mereka bisa melarikan diri? Para petugas pun segera berhasil meringkus mereka dan mengembalikannya ke Madinah untuk mendapatkan hukuman yang setimpal dengan kejahatannya itu.
Mereka dipancung dan diikat agar menjadi pelajaran bagi setiap orang.
Seluruh penduduk Madinah merasa sangat sedih. Setiap orang tidak kuasa menahan air matanya atas kematian Ummu Waraqah. Hati mereka hanyut dalam kepedihan mendalam atas kepergian wanita mukmin yang mulia itu.
Dalam riwayat Abu Daud yang mengisahkan kematian Ummu Waraqah dinyatakan, “Ummu Waraqah berhasil menguasai Al-Qur’an sehingga ia meminta izin kepada Rasulullah untuk mengangkat seorang muazin khusus yang bertugas mengundangkan adzan di rumahnya.
Ummu Waraqah memiliki seorang laki-laki dan seorang budak wanita kedua budak itulah yang membunuhnya dengan menutup wajah Ummu Waraqah dengan kain hingga mati lalu mereka melarikan diri.
Keesokan harinya Umar mengumumkan kasus tersebut seraya berkata, “Siapa yang mengetahui keberadaan kedua budak itu atau pernah melihatnya maka tangkap dan bawalah kepadaku.”
Akhirnya kedua budak tersebut tertangkap lalu dibunuh dan diikat di tiang. Inilah kasus pertama di kota Madinah seorang yang dihukum dengan cara dibunuh dan diikat di tiang.
Itulah kisah kepergian wanita ahli ibadah dan zuhud. Ia meraih kematian sebagai seorang syahid sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah. Ia menghabiskan masa hidupnya menuju Allah dan tidak tergoda sedikit pun dengan gemerlap dunia dan keindahannya yang pasti sirna
Ia hanya mengharapkan balasan di sisi Allah berupa kenikmatan abadi sehingga ia benar-benar dimuliakan oleh Allah dengan anugerah mati syahid,
Sungguh besar orang-orang yang selalu berbuat baik semoga Allah meridhoi Ummu Waraqah yang telah memperjuangkan agamanya dan berperan besar dalam proyek penghimpunan Al-Quran di masa pemerintahan Abu bakar as Siddiq.
Setiap muslim yang membaca satu huruf dari Al-Quran telah berhuntang kepadanya dan telah mengalirkan pahala ke dalam pundi-pundi kebaikannya.
Sumber: 35 Sirah Shahabiyah, Oleh Mahmud Al-Mishri. [Ln]