ADA sebuah kisah yang mana dari kisah tersebut, kita bisa belajar menjadi seperti minyak dalam obor. Seorang anak tengah memperhatikan nyala obor yang begitu menarik rasa ingin tahunya.
Obor yang terbuat dari sepotong bambu terus saja menyala melalui gumpalan kain yang tampak menghitam karena diselimuti api.
Baca Juga: Kandungan Skincare yang Cocok untuk Kulit Berminyak
Belajar Menjadi seperti Minyak dalam Obor
Sang anak terheran, bagaimana mungkin segumpal kain bisa menjadikan api terus menyala tanpa habis. Hingga berjam-jam, api pada obor tak kunjung padam.
Begitu pun dengan bambunya. Walau menyala begitu lama, api tidak membakar bambu. Ia tetap fokus pada satu titik: gumpalan kain yang sudah menghitam.
“Cucuku, sepertinya kamu ingin tahu kenapa api bisa terus menyala pada satu tempat,” ucap seorang kakek yang menangkap rasa ingin tahu dari cucunya.
“Iya, Kek. Kok bisa, ya?” tanya sang anak memperlihatkan rasa ingin tahunya.
“Cucuku, dalam obor itu ada benda paling penting yang membuat api terus menyala pada satu titik,” jelas sang kakek kian menambah keingintahuan cucunya.
“Oh begitu, Kek. Benda apa, Kek? Kok gak kelihatan?” tanya sang anak lagi.
“Cu, benda itu ada dalam bambu dan terhubung dengan kain yang ujungnya menggumpal dan terbakar itu. Namanya, minyak,” jelas sang kakek.
“Cucuku, kita harus belajar seperti minyak dalam obor. Meski keberadaannya begitu penting, ia tak perlu menampakkan diri sebagai yang paling berjasa,” tambah sang kakek yang diiringi anggukan cucunya.
…
Seperti halnya nyala obor, begitu banyak amal kebaikan yang bisa menerangi lingkungan sekitar di saat gelap. Namun, berlatihlah seperti minyak yang tak perlu menampakkan diri meski punya peran sangat penting. [muhammad nuh/Cms]