ChanelMuslim.com – Pada saat Abdullah bin Masud tercengang melihat susu kambing tiba-tiba berair sebelum waktunya, ia belum menyadari bahwa ia bersama kawan-kawan senasib dari golongan miskin, akan menjadi salah satu mukjizat besar dari Rasulullah, yakni ketika mereka bangkit memanggul panji-panji Allah.
Tidak diketahui bahwa saat itu telah dekat, kiranya secepat itu hari datang dan lonceng waktu telah berdentang, anak remaja buruh miskin dan terlunta-lunta serta merta menjadi suatu mukjizat di antara berbagai mukjizat Rasulullah!
Baca Juga: Keberanian Abdullah bin Masud Dihadapan Quraisy
Keistimewaan Abdullah bin Masud
Dalam kesibukan dan berpacuan hidup, tiadalah ia akan menjadi tumpuan mata. Bahkan di daerah yang jauh dari kesibukanpun juga tidak. Tak ada tempat baginya di kalangan hartawan, begitupun di dalam lingkungan ksatria yang gagah perkasa, atau dalam deretan orang-orang yang berpengaruh.
Dalam soal harta, ia tak punya apa-apa, tentang perawakan ia kecil dan kurus, apalagi dalam soal pengaruh, maka derajatnya jauh di bawah.
Tapi sebagai ganti dari kemiskinannya itu, Islam telah memberinya bagian yang melimpah dan perolehan yang cukup di perbendaharaan Kisrah dan simpanan Kaisar.
Dan sebagai imbalan dari tubuh yang kurus dan jasmani yang lemah, dianugerahi-Nya kemauan baja yang dapat menundukkan para adikara dan ikut mengambil bagian dalam merubah jalan sejarah.
Dan untuk mengimbangi nasihnya yang terlunta-lunta, Islam telah melimpahinya ilmu pengetahuan, kemuliaan serta ketetapan, yang menampilkannya sebagai salah seorang tokoh terkemuka dalam sejarah kemanusiaan.
Sungguh, tidak melesat kiranya pandangan jauh Rasulullah shallallahu ‘alahi wasallam, ketika beliau mengatakan kepadanya: “Kamu akan menjadi seorang pemuda terpelajar.”
Ia telah diberi pelajaran oleh Tuhannya hingga menjadi faqih atau ahli hukum umat Muhammad shallallhu ‘alahi wasallam dan tulang punggu para huffadz al-Quranul Karim.
Mengenai dirinya ia pernah mengatakan:
“Saya telah menampung 70 surat al-Quran yang kudengar langsung dari Rasulullah shallallhu ‘alahi wasallam, tiada seorangpun yang menyaingiku dalam hal ini.”
Dan rupanya Allah subhanahu wa ta’ala memberinya anugerah atas keberaniannya mempertaruhkan nyawa dalam mengumandangkan al-Quran secara terang-terangan dan menyebarluaskannya di segenap pelosok kota Mekkah di saat siksaan dan penindasan merajalela, maka dianugerahi-Nya bakat istimewa dalam membawakan bacaan al-Quran dan kemampuan luar biasa dalam memahami arti dan maksudnya.
Bersambung… [Ln]