ChanelMuslim.com – One Moment in Corinth ini ditulis oleh Savitry Khairunnisa atau yang akrab disapa Bunda Icha. Seorang WNI yang menetap di Norwegia.
Bersama suami dan anak semata wayangnya, Bunda Icha membagikan pengalamannya berlibur di Yunani beberapa waktu lalu. Berikut cerita selengkapnya.
Kota ini mungkin tidak setenar Athena dan Sparta ketika kita bicara tentang Yunani. Namun Corinth di masa lalu adalah salah satu pusat perdagangan utama di Yunani Kuno.
Lokasinya yang strategis menghubungkan daratan utama Yunani dengan Semenanjung Peloponnese, membuat Corinth terkenal sebagai business hub yang sibuk.
Tak mengherankan kalau Corinth termasuk “negara kota” yang paling makmur di samping Athena dan Thebes.
Kota yang sudah dihuni sejak zaman Neolitik (5000-3000 SM) ini selalu jadi tempat tinggal populer di era Yunani Kuno.
Hingga di abad ke-4 SM, penduduk Corinth mencapai 400.000 orang. Kota ini berjaya selama ribuan tahun, dengan fasilitas kota yang lengkap seperti pasar, kuil, gerbang, air mancur, pertokoan, pemandian umum, teater, pemakaman, gedung-gedung penting lain, dan jalan (Diolkus) yang terhubung dari pelabuhan hingga ke pusat kota.
Baca Juga: Glorious Greek Food
One Moment in Corinth, Cerita Perjalanan Bunda Icha ke Yunani
Corinth mengalami masa kejayaan di bawah kekuasaan sang tirani Raja Periander yang memerintah dengan tangan besi (627 – 587 SM).
Status Corinth tetap digdaya dan disegani hingga tahun 146 SM, ketika Romawi menghancurkannya. Pada akhirnya, orang Romawi memutuskan untuk membangun kembali kota yang mereka hancurkan, hingga di tahun 44 SM Romawi (sebagai penguasa Yunani) menjadikan Corinth sebagai ibukota Yunani.
Di masa penyebaran Kristen, Corinth menjadi tempat junjungan Santo Paulus untuk menyampaikan ajaran Yesus, dan juga menjadikan “Corinthians” sebagai salah satu nama bab pada kitab Injil Perjanjian Baru.
Perjalanan waktu membuat Corinth kalah pamor hingga redup sama sekali. Namun, kita tetap bisa melihat sisa-sisa kejayaan Corinth sebagai “negara kota” yang makmur, sejahtera, dan digdaya.
Datanglah ke komplek Acropolis di bagian kota tua Corinth yang masih menampakkan peninggalan arsitektur yang menakjubkan.
Pemandangan di sini sungguh spektakuler, dengan latar belakang Acrocorinth. Di bukit itu, ada kuil yang konon merupakan favorit Helios, Dewa Matahari.
Salah satu yang tidak mungkin terlewatkan oleh mata adalah Corinthian Order, yang merupakan prinsip arsitektur Yunani Kuno dan Romawi.
Pilar marmer yang tinggi langsing itu memiliki desain rumit yang berhias dedaunan acanthus dan gulungan yang cantik. Situs ini merupakan bagian dari Corinth Archaeological Museum.
Datang di musim dingin adalah saat yang tepat. Suasana sepi, udara sejuk, pemandangan yang indah, membuat kita menghayati dan serasa masuk ke abad kuno.
Kami lanjutkan perjalanan ke Athena, dengan mobil sekitar 1,5 jam. Ini akan jadi hari terakhir kami di Yunani.[ind]
Sumber: https://www.facebook.com/793874019/posts/10159499342429020/