ChanelMuslim.com – Surat Al-Fatihah ayat 2 berisi tentang pujian terhadap Allah, Tuhan semesta alam. Selain itu, ayat ini juga menjelaskan bahwa segala syukur kita harusnya dipersembahkan hanya kepada Allah.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Fatihah Ayat 4, Pemilik Hari Pembalasan
Surat Al-Fatihah Ayat 2
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
Berdasarkan tafsir Ibnu Katsir, dikutip dari channel telegram TAFSIR AL-QUR’AN, menurut Qiraah Sab’ah, huruf dal dalam firman-Nya, alhamdu lillahi, dibaca dammah, terdiri atas mubtada dan khabar.
Diriwayatkan dari Sufyan ibnu Uyaynah dan Rubah ibnul Ajjaj, keduanya membacanya menjadi alhamda lillahi dengan huruf dal yang di-fathah-kan karena menyimpan fil.
Ibnu Abu Ablah membacanya alhamdulillah dengan huruf dal dan lam yang di-dammah-kan kedua-duanya karena yang kedua diikutkan kepada huruf pertama dalam harakat.
Ia mempunyai syawahid (bukti-bukti) yang menguatkan pendapatnya ini, tetapi dinilai syaz (menyendiri). Diriwayatkan dari Al-Hasan dan Zaid ibnu Ali bahwa keduanya membacanya alhamdi lillahi dengan membaca kasrah huruf dal karena diseragamkan dengan harakat huruf sesudahnya.
Abu Ja’far ibnu Jarir mengatakan bahwa makna alhamdulillah ialah segala syukur hanyalah dipersembahkan kepada Allah semata, bukan kepada apa yang disembah selain-Nya dan bukan kepada semua apa yang diciptakan-Nya.
Hal ini sebagai imbalan dari apa yang telah Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya berupa segala nikmat yang tak terhitung jumlahnya.
Tiada seorang pun yang dapat menghitung semua bilangannya selain Dia semata. Nikmat itu antara lain adalah tersedianya semua sarana untuk taat kepada-Nya, kemampuan semua anggota tubuh yang ditugaskan untuk mengerjakan hal-hal yang difardukan oleh-Nya.
Selain itu, Dia menggelarkan rezeki yang berlimpah di dunia ini buat hamba-Nya dan memberi mereka makan dari rezeki tersebut sebagai nikmat kehidupan buat mereka, padahal mereka tidak memilikinya.
Dia mengingatkan dan menyeru mereka agar semuanya itu dijadikan sebagai sarana buat mencapai kehidupan yang abadi di dalam surga yang penuh dengan kenikmatan yang kekal untuk selama-lamanya.
Maka, segala puji hanyalah bagi Tuhan kita atas semua itu sejak permulaan hingga akhir. Ibnu Jarir mengatakan bahwa alhamdulillah adalah pujian yang digunakan oleh Allah untuk memuji diri-Nya sendiri.
Hal ini termasuk di dalam pengertiannya ialah Dia memerintahkan hamba-Nya untuk memanjatkan puji dan sanjungan kepada-Nya.
Seakan-akan Allah Subhanahu wa ta’ala bermaksud, “Katakanlah oleh kalian, ‘Segala puji hanyalah bagi Allah’!”
Baca Juga: Arti dan Keutamaan Surat Al-Fatihah
Diucapkan oleh Semua Orang yang Bersyukur
Ibnu Jarir mengatakan, adakalanya dikatakan “Sesungguhnya ucapan seseorang yang mengatakan alhamdulillah merupakan pujian yang ditujukan kepada-Nya dengan menyebut asma-Nya yang terbaik dan sifat-Nya Yang Maha Tinggi Sedangkan ucapan seseorang “segala syukur adalah milik Allah” merupakan pujian kepada-Nya atas nikmat dan limpahan rahmat-Nya.
Kemudian Ibnu Jarir mengemukakan bantahannya yang kesimpulannya adalah semua ulama bahasa Arab menyamakan makna antara alhamdu dan asy-syukru (antara puji dan syukur).
Pendapat ini dinukil pula oleh As-Sulami, yaitu pendapat yang mengatakan bahwa puji dan syukur adalah sama pengertiannya, dari Ja’far As-Sadiq dan Ibnu ‘Atha’. dari kalangan ahlu tasawwuf.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa ucapan segala puji bagi Allah merupakan kalimat yang diucapkan oleh semua orang yang bersyukur.
Al-Qurthubi menyimpulkan dalil yang menyatakan kebenaran orang yang mengatakan bahwa kalimat alhamdulillah adalah ungkapan syukur, dia nyatakan ini terhadap Ibnu Jarir.
Pendapat inilah yang dikatakan oleh Ibnu Jarir masih perlu dipertimbangkan dengan alasan bahwa telah dikenal di kalangan mayoritas ulama muta-akhkhirin bahwa alhamdu adalah pujian dengan ucapan terhadap yang dipuji dengan menyebutkan sifat-sifat lazimah dan yang muta’addiyah bagi-Nya.
Sedangkan asy-syukru tidaklah diucapkan melainkan hanya atas sifat yang muta’addiyah saja.
Terakhir, adakalanya diucapkan dengan lisan atau dalam hati atau melalui sikap dan perbuatan. [Cms]