ChanelMuslim.com- Pengalaman kerap memberikan pelajaran. Ini salah, jangan diulang. Dan itu mungkin benar, patut dicoba. Tapi jangan selalu mengatakan, “Apa yang salah dengan saya?”
Itulah cara belajar yang baik dari sebuah pengalaman. Allah subhanahu wata’ala menyebutnya dengan fa’tabiruu ya ulil abshar. Silahkan kalian mengambil pelajaran, wahai orang-orang yang cerdas.
Semua orang sukses tidak simsalabim. Tidak terjadi begitu saja tanpa ada proses belajar dari pengalaman. Jatuh bangun kerap mereka alami.
Di saat jatuh mereka belajar, dan di saat berdiri mereka berjalan lagi. Itulah dinamika ‘jatuh bangun’ yang mengantarkan mereka pada gerbang kesuksesan.
Jadi, gagal tidak menjadi jawaban bahwa semua yang dilakukan salah. Tidak selalu semua, boleh jadi hanya sebagian, atau hanya sebagian kecil saja.
Seperti halnya bayi yang sedang berjalan. Semakin banyak ia jatuh, semakin banyak pula ia belajar untuk berjalan dengan baik. Kalau tidak pernah jatuh, ia tidak mampu memahami mana cara jalan yang salah dan mana yang benar.
Ada pelajaran lain dari gagal. Bahwa, gagal itu bukan hukuman yang harus disesali. Belajar dari kegagalan memang sangat patut. Tapi, merasa diri terkungkung dalam kesalahan karena bukti selalu gagal adalah hal yang bisa dianggap berlebihan.
Misalnya, seseorang yang terus pindah rumah karena ingin mencari lingkungan yang baik. Di hunian pertama banjir, yang kedua banyak pengguna narkoba, yang ketiga rawan pencurian, yang keempat sering tawuran, dan seterusnya.
Pada titik jenuh ini, orang itu pun mengatakan, “Apa yang salah dengan saya? Kenapa ikhtiar saya selalu gagal.”
Begitu pun dengan seseorang yang gagal dalam usaha bisnis. Bisnis ini bangkrut, bisnis itu tidak berkembang alias mandul, dan seterusnya.
Ada lagi yang merasa lelah dalam pencarian jodoh. Di calon pertama ditolak, calon kedua tidak sreg, calon ketiga keburu dilamar orang, dan seterusnya.
Pengalaman gagal berkali-kali itu bukan karena hukuman sebuah kesalahan. Tapi lebih karena pelajaran dari sebuah kesalahan, jika itu memang disebut kesalahan.
Selama yang dilakukan tidak menyalahi hukum agama, gagal bukan disebut sebagai hukuman. Tapi sekali lagi sebagai pelajaran.
Ada pertanyaan lagi, sampai kapan pelajarannya hingga bisa berhasil. Jawabannya, tidak ada pelajaran yang sia-sia. Tidak ada pelajaran yang merugikan. Justru, semakin banyak pelajaran yang dialami, semakin banyak hikmah dan pengalaman yang didapat.
Tentang kata ‘berhasil’ itu merupakan anugerah Allah subhanahu wata’ala. Bukan karena ikhtiar yang telah dilakukan tidak ada yang salah.
Jangan lupa bahwa hidup di dunia ini bukan tentang seribu satu keberhasilan. Tapi seribu satu ujian dan kesabaran.
Yang harus dicerna dari proses belajar ini adalah di setiap jerih payah mencari keberhasilan ada ibadah dan pahala. Itulah yang disebut dengan pahala kesabaran yang nilainya tanpa batas.
Jadi, jangan terburu-buru mengatakan ‘Apa yang salah dengan saya?’. Tapi, pelajaran apa yang ingin Allah sampaikan kepada saya. [Mh]