ChanelMuslim.com – Mengapa social skill atau keterampilan sosial itu penting bagi anak? Pemilik akun @multiculturalmotherhood menjelaskan mengenai kompetensi sosial yang amat penting dimiliki oleh setiap anak.
Kompetensi sosial adalah indikator kesuksesan yang lebih besar daripada prestasi akademik. Mengapa? Karena interaksi sosial mempengaruhi perkembangan kognitif.
Meningkatkan keterampilan sosial dan emosional anak akan dapat:
1. Meningkatkan prestasi akademik
2. Mengurangi perilaku bermasalah
3. Meningkatkan kualitas hubungan di sekitar anak.
View this post on Instagram
.
Kemampuan untuk memiliki hubungan yang baik meningkatkan kualitas hidup.
Keterampilan sosial sangat penting untuk membantu anak memiliki teman, menjadi teman, dan ini berkontribusi pada kualitas hidup dan kesuksesan masa depan mereka.
Salah satu yang mendukung kecerdasan sosial anak adalah melatih kecerdasan emosional anak.
Dalam sebuah tulisan, penulis buku parenting, Maya Agustiana mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan anak untuk memahami dan mengelola emosi, baik miliknya sendiri maupun orang lain, serta menunjukkan empati dan kesadaran sosial.
Ada aspek-aspek lain dari kecerdasan emosi, seperti kesadaran diri, pengaturan diri dan motivasi, yang semuanya akan berkembang ketika anak tumbuh.
M.S. Bhatnagar menekankan pentingnya mengembangkan kecerdasan emosional sejak dini pada anak. Dia mengatakan bahwa alasan mengapa banyak anak saat ini tidak dapat menyesuaikan diri adalah karena mereka kekurangan satu hal – tidak bisa menahan rasa puasnya.
Penghargaan yang tertunda tidak lain adalah karena ingin menunggu bagaimana usaha itu menuai hasil yang baik.
Ini berarti bahwa anak Anda tidak menerima imbalan langsung dan instan – ia tahu bahwa kesabaran dan menunggu akan memberinya hasil yang lebih baik daripada yang diberikan.
Salah satu game atau permainan yang melatih kecerdasan emosional anak adalah Eksperimen Marshmallow.
Eksperimen Marshmallow
Game ini didasarkan pada studi penelitian dengan nama yang sama yang dilakukan selama 25 tahun. Coba Ayah Bunda untuk meletakkan sepotong cokelat atau permen di depan anak.
Katakan padanya bahwa Ayah Bunda akan keluar dari ruangan selama 5 menit, dan sementara itu, dia bisa makan cokelat jika dia mau. Tetapi, jika dia menunggu Ayah Bunda kembali, dia akan diberi satu permen lagi, sehingga dia akan memiliki dua permen.
Dalam penelitian yang dilakukan, beberapa anak menunggu dengan sabar, beberapa anak mengalihkan perhatian mereka dengan mengalihkan pandangan atau menyanyikan lagu, dan beberapa anak langsung memakan permen itu.
Penelitian ini terus mengikuti anak-anak tersebut hingga berusia di atas 25 tahun, dan menemukan bahwa mereka yang telah menunggu sesuai perintah Ayah Bundanya, jauh lebih sukses dalam hidup.
Ada cara lain untuk mengajarkan kepuasan yang tertunda. Misalnya, Ayah Bunda dapat memberitahu anak bahwa lain kali, cobalah menyanyikan lagu atau sajak favorit kamu, atau memikirkan pahlawan super favorit kamu sambil menunggu. Seiring waktu, akan lebih mudah baginya untuk berlatih ini.
Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk membantunya membuat pilihan antara mendapatkan hadiah langsung dan menunggu untuk menerima hadiah yang lebih besar dan lebih baik.
Dengan kecerdasan emosional dan social skill, InsyaAllah anak-anak akan dapat resisten ketika menghadapi ujian.[ind]