ChanelMuslim.com – Stop membanding-bandingkan anak. Coba deh Bun, kita refleksi diri dulu. Kita perhatikan diri kita dulu. Apakah selama ini kita termasuk orang tua yang suka membanding-bandingkan anak kita dengan anak orang lain.
Jawab yang jujur ya Bun, nggak apa-apa kok. Nggak ada yang tahu jawaban Bunda, hehehe…
Jika Bunda termasuk orang tua yang suka memotivasi anak dengan cara membanding-bandingkan anak dengan anak orang lain, saya sarankan mulai sekarang, stop Bun.
Mungkin Bunda bertanya, lah kenapa? Begini Bun, biasanya membandingkan anak dengan orang lain itu yang dibandingkan adalah kelemahan anak dengan kelebihan orang lain.
Sedangkan Bunda sendiri tahu kan bahwa setiap anak itu punya kelebihan dan kelemahan masing-masing. Setiap anak itu berbeda, ia membawa keunikannya sendiri, tidak akan mungkin disamakan oleh orang lain.
Karena setiap anak itu punya bakatnya sendiri-sendiri, lebih baik Bunda temukan bakat anak itu lalu kembangkan.
Bunda tidak perlu peduli dengan bagaimana perkembangan bakat anak orang lain. Bunda hanya fokus menemukan dan mengembangkan bakat anak sendiri.
Baca Juga: Shireen Sungkar Ajak Orang Tua Tidak Membandingkan Anak Sendiri dengan Anak Lain
Stop Membanding-bandingkan Anak
Kedua nih Bun, dampak buruk bagi anak yang sering dibanding-bandingkan.
Jika anak dibandingkan dengan anak orang lain yang lebih hebat daripadanya, besar kemungkinan anak akan semakin minder, semakin tidak berdaya, semakin merasa lemah, semakin merasa tidak mampu, menjadi lebih penakut, pengecut, gampang putus asa, gampang menyerah.
Sebaliknya, Bunda juga harus hati-hati jika membandingkan kehebatan anak sendiri dengan kelemahan anak orang lain, besar kemungkinan anak akan menjadi sombong, takabur, tinggi hati, meremehkan orang lain, merendahkan orang lain, tidak punya rasa empati.
Membanding-bandingkan anak, lama-kelamaan anak akan memiliki karakter yang tidak baik.
Apa itu? Anak akan merasa kalau ingin menang, ia harus mengalahkan orang lain. Jiwanya penuh dengan kompetisi.
Jika kompetisi bernilai negatif, jiwanya akan penuh dengan kebencian, kelicikan, bahkan bisa menghalalkan segala cara untuk bisa mengalahkan kompetitornya.
Padahal, era sekarang adalah era bagaimana membangun kemenangan bersama (berkolaborasi). Membanding-bandingkan anak dengan orang lain, bisa jadi nanti anak memang akan sukses tetapi anak tidak akan pernah bahagia karena dia suka membandingkan dirinya dengan orang lain.
Membandingkan diri dengan orang lain adalah tingkat ketidakkebahagiaan yang paling tinggi sebab biasanya yang dibandingkan adalah kelemahannya dengan kelebihan orang lain dan yang dibandingkan adalah keburukan yang menimpanya dengan kenikmatan yang dimiliki orang lain.
Orang yang suka membandingkan dirinya akan mudah stres dan selamanya akan terbebani sebab sebagian besar yang dibandingkan adalah kelemahannya, keburukannya, ketidakberdayaannya dengan kelebihan dan kesenangan orang lain.
Maka hindari membandingkan anak sejak kecil agar saat dewasa kelak ia tidak memiliki karakter suka membandingkan dirinya dengan orang lain sehingga ia tampil penuh percaya diri dengan segala potensi dan kelebihan yang ia miliki.[ind]
sumber: Kulwap Rumah Pintar Aisha. Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Oktober 2021.