SUAMI berubah setelah menikah. Suami saya tidak perhatian dengan istri dan anaknya. Hampir setiap hari waktunya habis bermain bersama teman-temannya.
Kalau di rumah, suka main game sampai lupa waktu. Saya dan anak-anak merasa tidak mendapatkan bimbingannya, padahal dulu saat mau nikah, suami saya berjanji membimbing saya tentang agama.
Motivator dan pegiat Parenting Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini mengatakan bahwa rumah tangga yang ideal harus ada seorang pemimpin (Family Leadership) yaitu sosok yang menjadi teladan dalam kebaikan dan proaktif dalam menjadikan keluarganya lebih baik.
Idealnya, seorang Ayahlah yang menjadi pemimpin keluarga. Namun seringkali Ayah tidak mengambil peran itu. Peran itu hilang pada diri seorang suami sekaligus ayah.
Jadi, jika memang peran leadership family hilang pada sosok seorang suami/ayah, Bunda lah yang memegang peran itu.
Atau jika kedua orang tua tidak mampu memegang peran itu, anaklah yang memegang peran itu. Yang pasti, peran leadership harus ada dalam sebuah keluarga.
Baca Juga: Pilihan Sulit Konflik Suami Istri: Pura-pura Harmonis atau Pisah
Suami Berubah setelah Menikah
Sementara itu, Ustaz Abu al-Hamd Rabi’ dalam buku Membumikan Harapan, Rumah Tangga Islam Idaman (cetakan 2020) mengatakan bahwa pembagian tugas dan tanggung jawab antara suami istri merupakan perkara yang penting demi menjaga stabilitas kehidupan rumah tangga, pengaturan urusan-urusannya, dan menunaikan risalahnya.
Begitu juga dengan kerja sama antara keduanya yang juga sangat dibutuhkan demi kesempurnaan tugas dan tanggung jawab tersebut dari satu sisi dan menjaga perasaan cinta dan kasih sayang antara keduanya dari sisi yang lain.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
“Setiap diri kalian adalah pemimpin, dan masing-masing dari kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.
“Kepala negara adalah pemimpin, suami adalah pemimpin bagi rumah tangganya, istri adalah pemimpin bagi rumah suami dan anaknya.
“Setiap kalian adalah pemimpin dan masing-masing dari kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya.” (H.R. Bukhari).
Mengenai tanggung jawab suami, Allah Subhanahu wa taala berfirman:
Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri) karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan) dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. (An-Nisa: 34).[ind]