ChanelMuslim.com – Kisah kemenangan umat Islam di pertempuran Varna terjadi pada 10 November 1444. Saat itu, kekhalifahan Utsmaniyah berhasil mengalahkan koalisi kerajaan-kerajaan Eropa yang dipimpin oleh John Hunyadi, Władysław dan Mircea.
Baca Juga: Kemenangan Umat Islam di Andalusia Melawan Bangsa Viking
Jumlah Pasukan dalam Pertempuran Varna
Dilansir channel telegram Generasi Shalahuddin, saat itu Kesultanan Utsmaniyah dipimpin oleh Sultan Murad II. Dalam Kitab Ayyamun Laa Tunsa, jumlah Kaum Muslimin adalah 40 ribu, sedangkan pasukan Eropa sekitar 50-60 ribu tentara.
Pada tahun-tahun tersebut, Kesultanan Utsmaniyah sudah memiliki pengaruh yang cukup kuat di Eropa Timur.
Kaum muslimin berhadapan langsung dengan kerajaan-kerajaan tua seperti Hongaria, Wallachia dan Polandia. Pada tahun ketika Hongaria sedang krisis, para bangsawan melantik raja baru dengan niat agar pemerintahan Kerajaan Hongaria bisa lebih kuat melawan eksistensi dakwah Kesultanan Utsmaniyah.
Para bangsawan Hongaria pun melantik Raja Władysław III dari Polandia yang masih muda sebagai Raja Hongaria dan mengharapkan bantuan darinya untuk mempertahankan Eropa Timur dari Kesultanan Utsmaniyah.
Setelah naik tahta Hongaria, ia tidak lagi kembali ke tempat asalnya dan mengambil alih pemerintahan Hongaria.
Pada saat yang sama, saat itu Hongaria sedang dalam fase gencatan senjata dengan Kesultanan Utsmaniyah selama 10 tahun.
Sultan Murad II kala itu menjadi pemimpinnya, menyepakati perjanjian damai sementara karena beliau fokus melakukan penyatuan negeri Kesultanan Utsmaniyah dan melakukan konsolidasi dengan beberapa kabilah Turki juga Emirat Karaman di Anatolia.
Pada tahun 1444 itu pulalah Sultan Murad II memutuskan untuk pensiun dari kursi Kesultanan. Beliau mengangkat putranya, Mehmed II (kita mengenalnya sebagai Muhammad Al Fatih) sebagai sultan di usia yang masih belia, yakni 12 tahun.
Pengangkatan Mehmed II tentu tersiar ke berbagai negara karena kekuatan Utsmaniyah merupakan energi besar yang tidak dapat diremehkan.
Hongaria tahu Sultan baru bernama Mehmed II itu masih terlalu muda, itulah kemudian yang membuat Hongaria meminta bantuan Republik Venesia dan Paus Eugene IV untuk membentuk koalisi besar yang akan menghancurkan Kesultanan Utsmaniyah selama-lamanya.
Baca Juga: Pembebasan Persia, Kemenangan Umat Islam di Jalula
Isi Surat Mehmed II kepada Ayahnya
Mereka tak ingin kehilangan kesempatan emas ini. Dikumpulkanlah 11 kekuatan besar yang bergabung di bawah kepemimpinan Władysław, raja muda Hongaria ini.
Semuanya memiliki alasan masing-masing untuk menghentikan laju pertumbuhan dakwah Kesultanan Utsmaniyah di Eropa Timur. Mereka tak mau bulan sabit berkibar di kota-kota dan gerbang benteng mereka.
Sementara itu, Mehmed II yang belum lama menjalankan perannya sebagai sultan menyadari bahwa kekuatannya belum cukup tangkas untuk memimpin pasukan yang bisa melawan gabungan pasukan Eropa tersebut.
Oleh sebab itu, ia memerintahkan pengawalnya untuk meminta ayahnya datang lagi dan menjadi sultan.
Murad II saat itu sudah pindah dari istana sultan dan memiliki rumah di Anatolia barat daya.
Dalam suratnya, Mehmed II menulis untuk ayahnya.
“Jika engkau adalah Sultan, datang dan pimpinlah pasukanmu. Jika saya adalah Sultan, dengan ini saya memerintahkan kamu untuk datang dan memimpin pasukanku.”
Murad II tahu bahwa ini adalah saat yang genting. Ia harus membantu anaknya yang sedang membutuhkan kehadirannya. Akhirnya, Murad II dilantik lagi menjadi sultan dan berangkat bersama 40 ribu mujahid Kesultanan Utsmaniyah menuju ke arah Eropa. [Cms]
(Bersambung pada bagian kedua)