BERJUANG menjadikannya anak sholeh. Ayah Bunda, coba yuk kita evaluasi. Sejauh mana sih, kita sebagai orang tua telah menjalankan amanah mendidik anak menjadi sholeh?
Evaluasi yang pertama nih Bun, apakah anak kita sering mendoakan untuk kebaikan diri kita sebagai orang tuanya.
Atau tidak ada sepatah kata pun yang terucap oleh anak untuk memintakan ampun kedua orang tuanya kepada Allah.
Bunda, anak yang sholeh itu ciri yang pertama adalah mendoakan kedua orang tuanya dengan doa yang tulus, ikhlas, sungguh-sungguh memohon kepada Allah bahkan disertai tetesan air matanya.
Ingatlah Bun dengan hadis ini. “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu: sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh” (HR. Muslim).
Bunda, saat ada orang tua yang meninggal dunia, kedua orang tua itu akan terus bertambah pahalanya, akan terus mengalir pahalanya,
akan diampuni dosanya saat anak mereka mendoakan dengan tulus, bersungguh-sungguh dan saat anaknya berbuat amal yang juga diniatkan untuk kedua orang tuanya.
Evaluasi yang kedua, untuk mengukur apakah anak kita sudah sholeh adalah apakah anak sudah mampu menjadikan diri mereka bermanfaat bagi orang lain.
Ingat ya Bun, dengan hadis ini, “Sebaik-baik manusia adalah manusia yang memberikan manfaat bagi orang lain”.
Baca Juga: Kedudukan Anak dalam Al-Quran (2)
Berjuang Menjadikannya Anak Sholeh
Coba Bun, perhatikan, apakah anak kita sudah banyak membantu diri kita sebagai orang tua, apakah anak kita ringan tangan membantu pekerjaan kita, apakah anak kita dengan mudahnya dan bersegera saat kita minta tolong.
Di lingkungan sekitar atau sekolah, apakah anak kita ringan tangan membantu temannya yang sedang kesusahan. Apakah mereka meminjamkan pensilnya saat temannya lupa membawa pensil.
Apakah mereka gemar berbagi makanan dengan temannya. Apakah ada rasa empati kepada anak yatim atau orang miskin di lingkungannya.
Evaluasi yang ketiga adalah apakah mereka sudah mandiri beribadah kepada Tuhannya. Tanamkan nilai keimanan dan ketakwaan kepada anak sedini mungkin.
Pahamkan kepada anak, untuk terus senantiasa menjaga keimanan sampai mereka meninggal.
Ceritakan kisah pemuda Ashabul Kahfi yang teguh menjaga imannya dari kemurtadan walau harus mengasingkan diri ke dalam goa selama 300 tahun lebih.
Ingatlah pesan Allah ini, Bun: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim.” (QS. Ali Imran: 102).
Ajarkan kepada mereka akan cita-cita keluarga yakni masuk surga sekeluarga: “(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama orang-orang shaleh dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya” (QS. Ar-Ra‘du: 23).
Itulah ketiga ciri anak sholeh yang perlu kita evaluasi Bun. Semoga Allah mempermudah kita dalam mendidik anak-anak kita menjadi anak yang sholeh.[ind]
sumber: Kulwap Tumbuh Yuk! Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Rumah Pintar Aisha: Juli 2021.