Kisah dan Makna Puasa Menurut Menag
ChanelMuslim.com – Bulan Ramadhan adalah bulan yang begitu istimewa, bulan Ramadhan memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan dengan bulan-bulan lainya.
Menag berkisah, dahulu saat dirinya kecil, pemahaman puasanya masih terbatas, yang dketahui semata-mata yang bila berpuasa hanya tidak diperbolehkan makan dan minum dari subuh sampai adzan magrib.
“Karena keterbatasan pemahaman tersebut, Saya waktu kecil selalu menghabiskan waktu berpuasanya dengan bermain dan mengumpulan makanan atau takjil sebagai menu berbuka puasa nanti,” cerita Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam siaran pers laman kemenag.go.id, Senin (6/6).
Seingat anak dari Mantan Menag Saifuddin Zuhri, kejadian itu adalah pengalaman menariknya waktu kecil yang masih terekam, karena dengan mencari makanan untuk berbuka di sore hari atau saat menjelang berbuka, sesuatu yang paling nikmat dan istimewa sekali.
“Saat kecil saya lebih senang bermain, shalat dan mengaji, saya juga suka menghabiskan waktu sambil menunggu berbuka segera tiba,” ujarnya lagi.
Hal-hal tersebut yang masih diingat Menag di mana masa kecilnya, ketika pemahaman berpuasa hanya sebatas itu, maka dengan beranjak usia, seharusnya kita tahu makna puasa itu seperti apa, tentu kita harus berubah dan memahami esensi berpuasa sesungguhnya seperti apa.
“Sehingga kalau kita masih berprilaku seperti anak-anak dulu maka sesungguhnya puasa kita tidak meningkat, dan kita tidak berbeda seperti anak-anak”, terang Menag.
Oleh karenannya, ujar Menag, harus dipahami esensi berpuasa itu, yaitu bagaimana kita mengendalikan diri, ternyata tidak mudah kita mengendalikan diri itu.
“Karena saat kita marah, senang, sedih, di Islam diajarkan tidak diperbolehkan berekspresi atau melakukan hal tersebut dengan berlebihan apalagi mengikuti hawa nafsu, emosi sehingga dapat melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji dan kekerasan,” tutup Lukman Hakim Saifuddin . (fjr/*)