Chanelmuslim.com – Hasan bin Ali, Seorang Pemimpin Yang Mempersatukan
Nama lengkapnya Hasan bin Ali bin Abi Thalib Al Hasyimi Al-Qurasyi, biasa dipanggil Abu Muhammad. Ia lahir di Madinah tahun 3 H. Rasulullah menamainya Hasan dan dia adalah orang pertama yang dinamai dengan nama Hasan dalam Islam. Rasulullah juga mengaqiqahinya dan memotong rambutnya.
Ia adalah cucu Rasulullah dan putra tertua Fatimah Az-Zahra. Ia adalah saudara laki-laki Husei bin Ali dan penghulu penghuni surga.
Ia sangat mirip dengan Nabi mulai dari dada sampai kepala. Ia dididik ditengah-tengah rumah kenabian. Rasulullah seringkali mengajaknya bermain dan menunggangkannya diatas pundak Beliau, lalu Beliau berjalan dengan dua kaki dan dua tangan Beliau.
Baca Juga: Hisabnya Binatang dan Kaum Jin
Hasan bin Ali, Seorang Pemimpin Yang Mempersatukan
Ia adalah sosok yang terkenal intelek, penyabar, murah hati, ksatria, dermawan, tutur katanya fasih, dan cinta kebajikan.
Ia pernah dua kali mendermakan seluruh hartanya dan pernah tiga kali mendermakan separuhnya.
Ia adalah sosok yang bagus tutur katanya dan mampu melakukan debat secara spontanitas.
Mu’awiyah pernah berpesan kepada para sahabatnya untuk menjauhi perdebatan dengan dua orang, Hasan bin Ali dan Abdullah bin Abbas, karena kecakapan mereka dalam berdebat dengan mengeluarkan ide secara spontanitas.
Ia pernah 2o kali berangkat haji dengan berjalan kaki.
Ia ikut berjuang dijalan Allah, ia ikut berjuang saat pembebasan kota Isfahan dan Jurjan. Saat itu ia bersama Abdullah bin Zubair.
Ia pernah menjabat sebagai khalifah pasca terbunuhnya ayahnya, Ali bin Abi Thalib, tahun 40 H. Saat itu, ia dibai’at lebih dari 40.000 orang. Ia menjabat sebagai khalifah selama 6 bulan.
Kemudian ia mengundurkan diri dan menyerahkan khilafah kepada Mu’awiyah bin abi Sufyan setelah hampir terjadi peperangan diantara mereka. Tahun penyerahan khilafah ini dikenal dengan tahun rekonsiliasi/persatuan (‘am al-jama’ah). Pada saat itu terbuktilah kabar yang pernah disampaikan oleh Nabi tentang Hasan. Nabi mengatakan, “cucuku ini adalah pemimpin (sayyid). Semoga kelak Allah mendamaikan dengannya dua kelompok besar kaum muslimin.”
Di cincinnya tertulis cap “Allah Akbar wa bih asta’in, Allah Maha Besar dan hanya kepada-Nya aku memohon pertolongan.”
Ia meriwayatkan 13 hadits dari Nabi. Diantaranya, Nabi bersabda, “Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu untuk mengambil apa yang tidak meragukanmu. (Ketahuilah) kejujuran akan membawa kepada ketentraman dan kebohongan akan membawa kepada kegelisahan.” (HR. At-Thirmidzi)
Ia meninggal di Madinah tahun 50 H dan jasadnya dimakamkan di Baqi’.
Sumber : Tokoh-Tokoh Besar Islam Sepanjang Sejarah, Syaikh Muhammad Sa’id Mursi, Pustaka Al-Kautsar