ChanelMuslim.com- Dua sosok mulia yang begitu berkesan dalam hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: Abu Thalib dan Khadijah radhiyallahu ‘anha.
Keduanya wafat saat Nabi masih tinggal di Mekah. Selang waktu kematian antara keduanya pun tidak berjauhan. Hanya hitungan bulan.
Sungguh sebuah peristiwa yang begitu memukul jiwa Rasulullah. Beliau seperti kehilangan dua sosok penting. Satu sebagai benteng terhadap serangan tokoh musyrik Quraisy. Satunya lagi sebagai penyedia logistik dan akomodasi gerakan dakwah beliau.
Peristiwa tersebut dipaparkan begitu menarik dalam Kitab Sirah Nabawiyah Ar-Rahiqul Makhtum, karya Syaikh Syafiyurrahman Al-Mubarakfury.
Berikut ulasannya…
Sakit Abu Thalib semakin bertambah parah, tinggal menunggu saat-saat kematiannya. Akhirnya, dia meninggal pada bulan Rajab tahun kesepuluh dari nubuwah, selang enam bulan setelah keluar dari pemboikotan. Ada yang berpendapat dia meninggal dunia pada bulan Ramadhan, tiga bulan sebelum wafatnya Khadijah Radhiallahuanha.
Di dalam Ash-Shahih disebutkan dari Al-Musayyab, bahwa tatkala ajal hampir menghampiri Abu Thalib, Nabi SAW menemuinya, yang saat itu di sisinya ada Abu Jahal.”Wahai paman, ucapkanlah, la ilaha illallah, satu kalimat yang dapat engkau jadikan hujjah di sisi Allah,” sabda beliau.
Abu Jahal dan Abdullah bin Abu Umayyah menyela, “Wahai Abu Thalib, apakah engkau tidak menyukai agama Abdul Muththalib?”
Keduanya tak pernah berhenti mengucapkan kata-kata ini, hingga pernyataan terakhir yang diucapkan Abu Thalib adalah, “Tetap berada pada agama Abdul Muththalib.”
Beliau bersabda, “Aku benar-benar akan memohon ampunan bagimu wahai paman selagi aku tidak dilarang melakukannya.”
Lalu turun ayat,
“Tiadalah sepatutnnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwa orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka Jahannam.” (At-Taubah : 113)
Allah juga menurunkan ayat,
“Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang-orang yang kamukasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya.” (Al-Qashash : 56)
Tidak bisa dibayangkan apa saja perlindungan yang diberikan Abu Thalib terhadap Rasulullah Saw. Dia benar-benar menjadi benteng yang ikut menjaga dakwah Islam dari serangan orang yang sombong dan dungu. Namun sayang, dia tetap berada pada agama leluhurnya, sehingga sama sekali tidak mendapat keberuntungan.
Di dalam Ash-Shahih disebutkan dari Al Abbas bin Abdul Muththalib, dia berkata kepada Nabi Saw, “Engkau sangat membutuhkan paman engkau, karena dia telah melindungi engkau, sekalipun dia sangat membuat engkau marah.”
Beliau bersabda, “Dia berada di neraka yang dangkal. Kalau tidak karena aku, tentu dia berada di tingkatan neraka yang paling bawah.”
Dari Abu Sa’id Al-Khudry, bahwa dia pernah mendengar Nabi Saw bersabda, “Semoga syafaatku bermanfaat baginya pada hari kiamat nanti, sehingga dia diletakkan di neraka yang dangkal, hanya sebatas tumitnya saja.”
Kira-kira dua atau tiga bulan setelah Abu Thalib meninggal dunia, Ummul Mukminin Khadijah Al Kubra meninggal dunia.
Tepatnya pada bulan Ramadan pada tahun kesepuluh dari nubuwah, pada usia enam puluh lima tahun, sementara usia beliau saat itu lima puluh tahun.
Khadijah termasuk salah satu nikmat yang dianugerahkan Allah kepada Rasulullah Saw. Dia mendampingi beliau selama seperempat abad, menyayangi beliau di kala resah, melindungi beliau di saat-saat kritis, menolong beliau dalam menyebarkan risalah, mendampingi beliau dalam menjalankan jihad yang berat, rela menyerahkan diri dan hartanya kepada beliau.
Rasulullah Saw bersabda tentang dirinya, “Dia beriman kepadaku saat semua orasng mengingkariku. Membenarkan aku selagi semua orang mendustakanku. Menyerahkan hartanya kepadaku selagi semua orang tidak mau memberikannya. Allah menganugerahiku anak darinya selagi Wanita selainnya tidak memberikannya kepadaku.” (Riwayat Ahmad di dalam Musnad-nya,6/118).
Di dalam Shahihul-Bukhary, dari Abu Hurairah ra, dia berkata, “Jibril mendatangi Nabi Saw, seraya berkata, “Wahai Rasulullah, inilah Khadijah yang datang sambil membawa bejana yang di dalamnya ada lauk atau makanan atau minuman. Jika dia datang, sampaikan salam kepadanya dari Rabb-nya, dan sampaikan kabar kepadanya tentang sebuah rumah di surga, yang di dalamnya tidak ada suara hiruk pikuk dan keletihan.” [Mh]