ChanelMuslim.com—Sempat mengalami perdebatan dalam hal sistem pemilihan calon ketua umum baru, Romahurmuziy akhirnya terpilih secara aklamasi dalam Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Sabtu (9/4/2016).
“Apakah sepakat dengan nama saudara Ir Muhammad Romahurmuziy?” tanya Ketua Sidang Suharso Monoarfa kepada peserta muktamar. Mereka menyambut secara koor, “Sepakat”, lalu terdengar sorak sorai menyambut kemenangan pemimpin baru PPP, yang tak dihadiri oleh Ketua Umum PPP versi Muktamar Jakarta, Djan Farid.
Romi, sapaan akrab Romahurmuziy, langsung ditetapkan sebagai Ketua Umum baru periode 206-2020 dalam Muktamar VIII PPP melalui Sidang Paripurna Pemilihan Ketua Umum dan Ketua Formatur.
“Sebuah kehormatan luar biasa, saya dipercaya memimpin partai ini. ?Dengan mengucap Bismillah sekalian Innalillahi karena jabatan tidak lepas dari fitnah, saya memberanikan diri menjabat sebagai Ketua Umum DPP PPP,” kata Romi saat diberi kesempatan menyampaikan kata sambutan.
Muktamar VIII PPP yang dijadwalkan hingga Ahad (10//2016), ini sempat ricuh saat agenda pengesahan mengenai tata cara mengenai pemilihan Ketua Umum atau Ketua Formatur dan Anggota Formatur. Agenda diskors karena terdapat perbedaan pendapat yang cukup alot. Wakil Ketua Umum DPP PPP kubu Djan Faridz, Epyardi Asda, meminta mekanisme pemilihannya melalui voting, bukan secara aklamasi atau melalui musyawarah.
Dia memprotes panitia yang dituding memaksakan kehendak. Sebab, katanya, biasanya pemilihan ketua umum dalam muktamar menggunakan sistem one man one vote. “Tolong berikan kebebasan mereka pilih siapa ketum. Mereka tidak ingin aklamasi, hak mereka dibajak,” ucap Epyardi di arena muktamar yang memicu situasi jadi memanas.
Ia mencium adanya gelagat bahwa dalam tata tertib pemilihan ketua umum dilakukan secara aklamasi. Salah satu calon ketua umum ini pun mendukung agar dilakukannya voting untuk menentukan pemimpin baru di PPP. “?Jangan memaksakan kehendak pimpinan sidang itu, jangan paksakan aklamasi. Siapa pun yang menang kami dukung,” tegasnya.
Selama skorsing, sejumlah pendukung yang ada di luar arena muktamar ricuh. Mereka saling berteriak meminta agar pemilihan ketua dilakukan dengan cara one man one vote. Namun, pada akhirnya mayoritas muktamirin menyepakati pemilihan melalui jalan aklamasi. Maka, terpilihlah Rohahurmuziy sebagai Ketua Umum PPP.
Akankah Muktamar VIII ini menyudahi konflik PPP yang telah berlangsung selama setahun lebih? Moga demikian. (mr/liputan6/detikcom/foto:harianterbit)