• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 9 September, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Suami Istri

Saling Menyesuaikan Suami Istri (4)

Mei 26, 2021
in Suami Istri, Unggulan
Saling Menyesuaikan Suami Istri (4)

Ilustrasi, foto: Pinterest

86
SHARES
662
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ChanelMuslim.com- Dari dua menjadi satu butuh penyesuaian. Jika tidak, hasilnya akan tetap dua. Atau bahkan bisa nol.

Ikatan pernikahan menyatukan pria dan wanita menjadi satu cinta. Satu hati. Satu selera. Satu arah. Dan satu cita-cita.

Proses penyatuan ini boleh jadi tidak mudah. Karena masing-masing berasal dari latar belakang yang berbeda. Dari pola asuh yang tidak sama. Dan dari kecenderungan yang tak serupa.

Namun semua latar yang tak sama itu tidak berarti sulit menyatu. Apalagi dianggap mutahil. Memang butuh kesabaran dan lapang dada.

Beberapa hal berikut ini boleh jadi bisa menjadi masukan agar proses penyatuan bisa berjalan mulus.

Penyesuaian Butuh Waktu

Saling menyesuaikan diri suami istri tak bisa instan. Butuh waktu. Sampai berapa lama? Masing-masing pasangan suami istri butuh waktu fleksibel. Tidak bisa dipatok sekian dan sekian.

Biasanya, ada sejumlah fase berlangsungnya saling menyesuaikan diri. Dimulai dari mencari tahu siapa dia sebenarnya. Kemudian, saling memahami apa yang dimiliki dan tidak dimiliki. Baru kemudian proses saling menyesuaikan diri berlangsung sambil jalan.

Awalnya, sama-sama wait and see. Interaksi yang muncul sebagai respon normatif dari stimulus yang dimunculkan. Kalau dia senyum, responnya juga senyum. Kalau dia bicara, responnya menyimak walaupun isinya kurang menarik. Kalau dia membantu, responnya balas membantu. Dan seterusnya.

Proses awal ini paling cepat bisa satu bulan setelah hari pertama akad nikah. Ini untuk mereka yang menikah karena dijodohkan pihak ketiga. Jadi, sama-sama blank tentang siapa dia.

Berbeda jika kalau sebelum menikah sudah ada proses saling mengenal. Maka proses awal ini tidak lagi dianggap menarik. Dan langsung bisa ke fase berikutnya, yaitu saling memahami.

Di sinilah indahnya jika menikah tanpa proses pacaran. Maka, pacaran berlangsung pasca nikah. Seiring dengan itu, proses saling memahami menjadi koridor dari pacaran pasca nikah itu.

Proses menyimak dan akhirnya memahami siapa pasangan: karakternya, seleranya, dan lainnya; butuh waktu lebih lama dari proses saling mengenal.

Mungkin untuk ukuran wajar tidak sampai satu tahun. Kecuali masing-masing pihak memiliki kendala. Antara lain, sama-sama pemalu, dan sama-sama tidak biasa berinteraksi dengan lawan jenis. Mungkin karena di keluarga semua saudara pria semua, atau wanita semua.

Namun, jangan sampai di proses ini terjadi salah paham tentang hasrat cinta. Karena kendala teknis tadi, pasangan tidak mampu menangkap adanya sinyal rasa cinta dari pasangannya.

Kesalahpahaman ini bisa fatal. Sebisa mungkin, ada ungkapan rasa cinta yang bisa ditangkap secara jelas oleh masing-masing pihak. Jangan sampai waktu bergulir hanya berisikan agenda rutin dari bangun tidur sampai tidur lagi.

Harus ada sesuatu yang berbeda dan menarik. Yaitu, adanya momen-momen khusus di mana masing-masing pihak akhirnya memahami dan yakin bahwa pasangannya memang mencintainya. Bukan karena “terpaksa” dijodohkan, atau karena tidak ada pilihan calon lain.

Apa mungkin pasangan yang tidak menangkap sinyal cinta bisa melakukan hubungan suami istri? Sangat bisa. Jadi, jangan heran jika ada pasangan suami istri yang sudah memiliki tiga anak tapi tetap merasa kalau suami atau istrinya tidak mencintai.

Fase terakhir adalah proses saling menyesuaikan. Proses ini berlangsung lama dan akan terus berproses seiring dengan interaksi suami istri. Hingga mereka memiliki anak banyak.

Proses saling menyesuaikan akan lebih baik jika masing-masing pihak menyiapkan seribu satu pemakluman terhadap pasangannya. Jadi, bukan hanya menuntut ada penyesuaian dari pasangannya. Tapi, dirinya pun sadar betul bahwa harus menyesuaikan diri dengan pasangan.

Saling menyesuaikan diri suami istri adalah proses panjang untuk menuju titik keseimbangan. Dan dari pasangan yang menemukan titik keseimbangan inilah akan lahir dan tumbuh generasi yang memiliki karakter seimbang: antara urusan pribadi dan sosial, antara keluarga dan masyarakat, dan seterusnya. [Mh]

Tags: keluarga sakinahsaling menyesuaikan suami istri
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Bikin Apa-Apa Tuh Cepat-Cepat

Next Post

Cara Membantu Remaja Mengatasi Stres

Next Post
Cara Membantu Remaja Mengatasi Stres

Cara Membantu Remaja Mengatasi Stres

Mengenal Alat Kontrasepsi Kondom

Mengenal Alat Kontrasepsi Kondom

Menepati Janji itu Sifat Seorang Mukmin

Menepati Janji itu Sifat Seorang Mukmin

  • Mengenal Anger Release

    Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    2980 shares
    Share 1192 Tweet 745
  • Zaskia Sungkar Umumkan Kehamilan Anak Keduanya

    69 shares
    Share 28 Tweet 17
  • Surat At-Takwir Ayat 1-14, Manusia Kelak akan Mengetahui Apa yang Dikerjakannya Selama di Dunia

    781 shares
    Share 312 Tweet 195
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7341 shares
    Share 2936 Tweet 1835
  • Kenali Fenomena Epsilon Perseids yang Akan Terjadi pada 9 September 2025

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5049 shares
    Share 2020 Tweet 1262
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1343 shares
    Share 537 Tweet 336
  • Kisah Hasan bin Tsabit Dibayar Mahal untuk Menjelekkan Rasulullah, Tapi ini yang Terjadi

    456 shares
    Share 182 Tweet 114
  • Doa Rabithah dan Keutamaan Membacanya

    1961 shares
    Share 784 Tweet 490
  • Pengertian Mad Thobi’i, Mad Wajib Muttasil, dan Mad Jaiz Munfasil

    3904 shares
    Share 1562 Tweet 976
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga