SIAPA yang tak kenal sahabat nabi yang bernama Umar bin Khattab? Kegagahannya, ketegasannya, keadilannya menjadi ciri khas gaya berdakwahnya. Tak segan Umar bin Khattab menghukum orang-orang yang menyalahi aturan islam, bahkan jika itu putranya.
Umar bin khatab sang khalifah yang adil. Jika disebut nama Umar, maka keadilan pun akan juga disebut di situ. Umar pun sosok orang tua yang dikaruniai keturunan yang shaleh-shaleh.
Jika dibahas tentang keadilan, maka figur Umar tampil sebagai pionir. Begitulah adanya sesuai dengan bisyarat nabi dalam suatu hadits.
“Allah jadikan Al Haq selalu keluar dari lisan Umar dan hatinya.”
Baca juga : Menanamkan 4 Kualitas Kepemimpinan Umar bin Khattab pada Anak
Umar bin Khattab Menghukum Putranya
Bukti keadilan dari Umar, ia selalu menegakkan keadilan tanpa pandang bulu. Siapapun orangnya jika salah maka akan dihukum. Tidak peduli itu sanak saudara, kawan ataupun lawan.
Abdullah bin Umar ( putra Umar) bercerita,
” Suatu saat saudara saya, Abdurrahman bin Umar minum arak hingga mabuk bersama Surwa’ah ubah bin Harits di Kota Mesir pada pemerintahan umar bin khattab..”
Apa yang terjadi?..
Keduanya mabuk berat. Ketika keduanya telah sadar maka keduanya mendatangi Amru bin Ash, Gubernur Mesir saat itu.
Keduanya mengatakan, ” Bersihkan kami, tegakkan had atas kami (hukuman atas minum khamr), kami telah minum khamr.”
Amru bin Ash pun menggundul botak rambut keduanya dan memasukkkan pada ruangan tertutup kemudian mencambuk keduanya 100 kali.
Padahal SEHARUSNYA hukuman ini dilaksanakan di depan masyarakat umum dan pada ruangan terbuka agar semua orang tahu dan menjadi pelajaran untuk seluruh negeri. Akan tetapi karena pelanggaran ini terjadi pada putra seorang khalifah, maka Amru bin Ash menegakkan had ini di tempat tertutup, agar nama baik khalifah tetap terjaga.
Sontak berita inipun akhirnya sampai juga ke telinga Umar bin Khattab. Maka Umar pun menulis surat untuk Amru bin Ash.
Surat itu berbunyi, “Hendaklah engkau mengirimkan Abdurrahman bin Umar kepadaku di Madinah ”
Tak lama kemudian Amru bin Ash pun mengutus Abdurrahman bin Umar untuk menemui sang khalifah (ayahnya) di Madinah.
Sesampainya di Madinah, Umar pun langsung mencambuk Abdurrahman di depan masyarakat Madinah. Bahkan ia juga menambahkan hukuman cambuk itu karena pelanggaran justru datang dari pihak keluarganya sendiri.
Kemudian umar membiarkan Abdurrahman pergi…
Tak berselang waktu lama, hanya beberapa bulan abdurrahman pun meninggal dunia. Orang-orang menyangka bahwa Abdurrahman terlalu berat mendapat hukuman dera itu dari Umar bin khattab. Padahal sesungguhnya qadarullah Abdurrahman meninggal karena sakit yang ia derita.
Umar bin khattab memberikan sangsi bagi siapa saja yg melanggar, baik itu orang lain ataupun keluarga sendiri. Bahkan Umar selalu memperingatkan keluarga dekatnya agar tidak melanggar.
Abdullah bin Umar berkata,
“Sesungguhnya jika Umar bin Khattab melarang sesuatu maka ia terlebih dahulu mengumpulkan keluarganya dan mengatakan. Sesungguhnya aku telah melarang orang-orang ini dan itu. Dan mereka melihat kalian sebagaiman elang melihat anak ayam. Jika kalian melanggar, maka berbondong-bondong mereka melanggar pula. Jika kalian meninggalkannya jauh-jauh maka mereka juga akan meninggalkannya. Maka demi Allah, jika ada diantara keluargaku yang melangar, maka aku lipat gandakan hukumannya.”
Kebesaran itu lahir jika keadilan ditegakkan, siapa pun yang melanggar hukuman tetap berlaku. Keluarga pemimpin hendaklah menjadi contoh teladan dalam menegakkan hukum tersebut.
Inilah sang pemimpin, dan inilah sang pendidik. [MRR]
Sumber : https://m.facebook.com/Kuttab-Al-FATIH-Bandung-409024765926055/
#Galerisiroh
Ust Maman Surahman, Lc