ChanelMuslim.com – Jutaan umat Islam di seluruh dunia akan merayakan awal bulan suci Ramadan pada hari Selasa, 13 April, menyusul pengumuman bahwa bulan baru tahun Hijriah tidak terlihat pada hari Ahad, 29 Sya’ban.
“Bulan baru untuk bulan #Ramadan tidak terlihat dari Observatorium Hawtah Arab Saudi – Al-Ekhbariya,” cuit Arab News di akun twitter mereka.
Baca juga: Kumpulan Doa dan Dzikir Anak di Bulan Ramadan
Komite penampakan bulan kerajaan Saudi telah bertemu sebelumnya hari ini untuk melihat bulan sabit dengan mata telanjang.
Bulan baru tidak terlihat Selasa dimulai Ramadan
Dar Al-Iftah dari Mesir mengatakan pada hari Ahad kemarin bahwa komite untuk melihat bulan tidak melihat bulan baru. Oleh karena itu, Ramadan akan dimulai pada hari Selasa, surat kabar Al-Ahram melaporkan.
Di Uni Emirat Arab, Qatar, dan Irak, bulan juga tidak terlihat. Oleh karena itu, Ramadan juga akan dimulai pada hari Selasa.
Menurut Fiqh Council of North America ( FCNA ), umat Islam di Amerika Utara memulai puasa Ramadan pada Selasa, 13 April.
Di Nigeria, Sultan Sokoto, Sa’ad Abubakar III, menyarankan Muslim Nigeria untuk waspada terhadap bulan sabit (bulan) Ramadan 1442 H mulai hari Senin, Premium Times melaporkan.
Di sisi lain, Muslim di India, Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka, Nepal, dan negara Asia Selatan lainnya akan melihat bulan pada Senin 12 April.
Jika bulan baru terlihat pada hari Senin, maka Ramadan di negara-negara tersebut akan dimulai pada hari Selasa tanggal 13 April 2021. Jika tidak, bulan suci di negara-negara Asia Selatan akan dimulai pada hari Rabu tanggal 14 April 2021.
Ramadan sendiri adalah bulan tersuci dalam kalender Islam.
Abdullah Bin Umar (RA) menyatakan bahwa: Saya mendengar Rasulullah (alaihissalam) berkata:
“Berpuasa ketika Anda melihat bulan (Ramadan), dan berhentilah berpuasa ketika Anda melihatnya (Syawal) tetapi jika mendung maka hitung bulan (sebagai tiga puluh hari).” [HR.Bukhari dan Muslim]
Dalam riwayat lain, Nabi (saw) bersabda:
“Jika mendung untukmu, hitung tiga puluh hari.” [HR Muslim]
Hari pertama Ramadan dan penampakan bulan selalu menjadi isu kontroversial di negara-negara Muslim. Bahkan para ulama tampaknya berselisih tentang masalah ini.
Sementara satu kelompok ulama berpendapat bahwa Muslim di wilayah dan negara lain mengikuti penampakan bulan yang sama selama negara-negara ini berbagi satu bagian malam. Kelompok ulama lain mengatakan bahwa Muslim di mana pun harus mematuhi kalender lunar Arab Saudi.
Namun, yang ketiga membantah kedua pandangan tersebut, dengan alasan bahwa otoritas yang bertanggung jawab untuk memastikan penampakan bulan di suatu negara mengumumkan penampakan bulan baru, maka umat Islam di negara itu semua harus mematuhinya.[ah/aboutislam]