ChanelMuslim.com – Universitas Indonesia (UI) terapkan metode hybrid untuk melantik dua direktur baru dan dua wakil dekan baru untuk kepengurusan periode 2021-2025.
Hybrid adalah metode perpaduan antara daring (online) dan luring (offline). Metode ini sebenarnya juga mulai direncanakan akan diterapkan di sekolah-sekolah untuk menghilangkan kekhawatiran sekolah tatap muka. Perpaduan antara online dan offline menjadi solusi untuk memulai kembali belajar secara efektif, tanpa harus khawatir tertular virus covid-19.
Pelantikan dilakukan pada Jumat, (26/2/2021) oleh Rektor UI, Prof. Ari Kuncoro S.E., M.A., Ph.D yang melantik Athor Subroto, MSi., Ph.D sebagai Direktur Sekolah Kajian Stratejik Global (SKSG) dan Dr. dr. Tri Edhi Budhi Soesilo, M.Si. sebagai Direktur Sekolah Kajian Lingkungan (SIL).
Saat ini, SIL dan SKSG menyelenggarakan pendidikan untuk program magister dan doktor. SIL memiliki satu program studi doktor, yaitu Ilmu Lingkungan dan dua program studi magister, yaitu Ilmu Lingkungan dan Magister Manajemen Bencana.
Sementara, SKSG memiliki satu program studi doktor, yaitu Kajian Stratejik Global dan sembilan program studi magister, yaitu Kajian Ketahanan Nasional, Kajian Wilayah Amerika, Kajian Wilayah Jepang, Kajian Gender, Kajian Ilmu Kepolisian, Kajian Pengembangan Perkotaan, Kajian Timur Tengah dan Islam, Kajian Wilayah Eropa, dan Kajian Terorisme.
Selain itu, dua Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) serta Wakil Dekan Bidang Sumber Daya, Ventura, dan Administrasi Umum FIA UI juga dilantik.
Dr. Fibria Indriati Dwi Liestiawati, S.Sos., M.Si. sebagai Wakil Dekan Bidang Pendidikan dan Dr. Milla Sepliana Setyowati, S.Sos., M.Ak. diangkat sebagai Wakil Dekan Bidang Sumber Daya.
Saat ini, FIA UI memiliki tiga program studi, yaitu Ilmu Administrasi Niaga, Ilmu Administrasi Fiskal, dan Ilmu Administrasi Negara. Fakultas ini menyelenggarakan pendidikan untuk program pendidikan sarjana (reguler), sarjana (paralel), serta program magister dan doktor.
Prof. Ari berharap para pimpinan di fakultas, sekolah, maupun program pendidikan vokasi akan menjadi ujung tombak untuk meningkatkan kapasitas perguruan tinggi dan kualitas lulusan sehingga para lulusan lebih mementingkan kompetensi daripada gelar yang didapat.[ind/Camus]