Chanelmuslim.com – Orang ke-14 yang masuk Islam. Jika Anda menyusun daftar nama para sahabat Rasulullah saw. sesuai urutan waktu masuknya ke dalam Islam, maka pada urutan keempat belas Anda akan mendapati nama Utsman bin Mazh’un.
Baca Juga: Perjanjian Lausanne Akhiri Konflik Perang Turki Utsmani dan Inggris
Orang ke-14 yang Masuk Islam
Anda harus tahu bahwa Utsman bin Maz’un adalah Muhajirin yang pertama kali wafat di Madinah. Dan, ia pun muslim pertama yang dimakamkan di pemakaman Baqi’.
Anda harus tahu bahwa sahabat agung ini, adalah laki-laki ahli ibadah. Bukan karena ia mengurung diri dalam mesjid, melainkan karena tempat ibadahnya adalah kehidupan itu sendiri.
Ya! Kehidupan dengan semua gairah, keutamaan, dan rasa tanggung jawab adalah masjidnya. Sementara ibadahnya adalah perjuangan dan pengorbanan yang tak kenal henti di jalan Allah.
Tatkala cahaya Islam mulai bersinar dari kalbu Rasulullah saw. dan dari ucapan-ucapan beliau yang disampaikan ke beberapa orang secara sembunyi-sembunyi dan rahasia, Utsman bin Mazh’un adalah satu dari beberapa orang yang bergegas menerima panggilan Ilahi dan bergabung dengan Rasulullah. Ia ditimpa berbagai derita dan siksa, sebagaimana yang dialami oleh orang-orang beriman lainnya saat itu, namun mereka tetap tabah dan sabar.
Ketika Rasulullah saw mengutamakan keselamatan golongan kecil yang teraniaya ini, dengan jalan menyuruh mereka berhijrah ke Habasyah, sementara beliau tetap di Mekah, memikul beban dakwah seorang diri, maka Utsman bin Mazh’un terpilih sebagai pemimpin rombongan hijrah pertama ini. Dengan membawa putranya yang bernama Saib, ia melangkahkan kaki dengan mantap menuju negeri yang jauh, menghindar dari upaya jahat musuh-musuh Allah : Abu Jahal dan Kaum Quraisy yang semakin brutal.
Hijrah ke Habasyah berlangsung dua gelombang dan mereka semakin mantap di jalur keimanan. Memang, dua gelombang hijrah ke Habasyah itu telah menampilkan corak perjuangan mulia tersendiri dalam membela Islam. Orang-orang yang beriman dan mengakui kebenaran Rasulullah saw. serta mengikuti Nur Ilahi yang diturunkan kepada beliau. Mereka telah muak terhadap pemujaan berhala dengan segala kesesatan dan kebodohannya. Dalam diri mereka telah tertanam fitrah yang tidak bersedia lagi menyembah patung-patung yang dipahat dari batu atau dibentuk dari tanah liat.
Ketika berada di Habasyah, mereka berhadapan dengan satu agama yang terorganisasi dan tersebar luas; mempunyai gereja-gereja dan para pendeta. Agama itu sangat berbeda dengan agama yang dianut para penyembah berhala yang selama ini mereka temui di negara mereka.
Para pendeta dan rahib di Habasyah tidak henti-hentinya berusaha menarik orang-orang Islam ini untuk masuk ke agama Nasrani.
Akan tetapi, kaum muslimin tetap setia kepada Islam dan Rasulullah. Dengan hati rindu dan gelisah mereka menunggu waktu untuk pulang ke kampung halaman tercinta, untuk beribadah kepada Allah yang Maha Esa dan berdiri di belakang Nabi, di dalam masjid pada waktu damai, dan di medan tempur saat mempertahankan diri dari ancaman musyrikin.
Rombongan kaum muslimin ini tinggal di Habasyah dengan aman dan tenteram, termasuk Utsman bin Mazh’un. Namun, ia tidak dapat melupakan upaya jahat dan penderitaan yang ia terima dari saudara sepupunya, Umayyah bin Khalaf. Utsman menghibur diri dengan menggubah syair yang berisi ancaman untuk saudara sepupunya itu.
“Kau pasangkan bulu pada anak panah
Kau runcingkan setajam-tajamnya
Kau perangi orang-orang suci dan mulia
Kau celakakan orang-orang berwibawa
Ingatlah
Saat bahaya datang menimpa
Rakyat berkuasa
Kau tak bisa berbuat apa-apa”
Sumber : 60 Sirah Sahabat Rasulullah SAW/Khalid Muhammad Khalid/Al Itishom