ChanelMuslim.com – Wahana Muda Indonesia (WMI) menggelar Sarasehan Kesiapsiagaan Bencana Banjir 2021. Kegiatan ini melibatkan sejumlah komunitas relawan peduli lingkungan hidup.
Direktur WMI Care Zainul Muttaqin mengatakan sarasehan itu digelar bertujuan mensinergikan komunitas-komunitas relawan untuk menghadapi potensi bencana di Indonesia.
“WMI menginisiasi sarasehan ini untuk mengawali kegiatan-kegiatan ke depan terkait kebencanaan, kemanusiaan, dan lingkunan hidup. katanya saat memberi sambutan di markas Komunitas Ciliwung Depok, pinggir Sungai Ciliwung, Depok,Rabu (30/12/2020).
Menurut Zainul, kegiatan kesiapsiagaan bencana rencananya tidak hanya di Jakarta, melainkan juga di berbagai wilayah dan provinsi di Indonesia. Lebih dari itu, lanjut Zainul, komunitas yang terlibat dalam sarasehan akan menyusun program jangka panjang terkait lingkungan hidup. Namun, penyusunan program tidak dibahas pada malam ini.
“Karena, seperti saya sampaikan malam ini awalan saja untuk membuat kegiatan-kegiatan lanjutan ke depannya,” ujarnya.
Tambah Zainul, latar belakang sarasehan berangkat dari keperihatinan masih banyaknya komunitas-komunitas peduli lingkungan hidup asyik dengan dunianya sendiri, tidak melakukan sinergi dengan sesama komunitas lainnya.
“Padahal, bila bergerak bersama akan menghasilkan dampak yang besar dalam penanganan lingkungan hidup,” cetus pria berperawakan tambun ini.
Sementara itu, Sekjen WMI Nur S Azhari dalam kesempatan sambutan mengingatkan bahwa Indonesia secara geografis berada di kawasan jajaran pegunungan berapi atau ring of fire. Kondisi ini sangat rawan terjadinya potensi bencana alam seperti tsunami, banjir, gempa, dan likuifaksi.
Apalagi, menurut badan-badan resmi pemantau iklim dan cuaca, Indonesia termasuk wilayah rawan diterjang badai La Nina.
“Saya berharap sarasehan ini dapat menghasilkan kesepahaman bersama untuk menghadapi ancaman bencana La Nina ke depan. Termasuk kesepahaman untuk menghadapi pandemi saat ini,” tuturnya.
SUSUR SUNGAI
Senada dengannya, Zainul juga mengingatkan situasi Indonesia setahun belakangan ini. Negara yang di lintasi garis Khatulistiwa ini sudah mengalami bencana dadakan di awal dan di akhir tahun, seperti banjir besar.
Berangkat dari pengalaman tersebut, WMI dalam sarasehan mengajak komunitas terkait melakukan monitoring sejumlah sungai yang melintasi kawasan Jabotabek.
“Konsentrasi utamanya monitoring di Ciliwung, karena posisi Ciliwung strategis, bila meluap akan berdampak ke wilayah-wilayah penting di Jakarta,” katanya.
Ia berharap langkah-langkah monitoring dapat mengurai dan meminimalisir dampak bencana banjir di Jakarta dan sekitarnya. Adapun terkait monitoring, rencannya Kamis (31/12/2020) peserta sarasehan akan langsung menerjunkan tim menyusuri sungai Ciliwung.
“Ada empat assesment yang akan kita gali saat susur sungai,” ungkapnya.
Pertama, soal sampah. Proses pemantauan susur sungai akan mencoba mendata potensi gunungan sampah dan karakternya.
WMI sendiri punya concern soal sampah ini. Rencanya WMI akan melakukan kampanye soal sampah secara simultan dan berkesinambungan serta mengajak berbagai pihak.
“Karena sampah problem utama penyebab banjir,” cetusnya
Kedua, akam dilakukan assement terkait tiik longsor. Ketiga mengenai kondisi gedung. Keempat, memetakan potensi Limbah di perairan sungai.
Zainul menegaskan hasil monitoring bersama akan dilaporkan ke Kementerian Lingkungan Hidup.
Kegiatan sarasehan yang digelar sederhana mengundnag sejumlah komunitas diantaranya Komunitas Ciliwung Depok, Thoriquna, AQL Peduli, Gappana, Gema Warna Indonesia, Tim SAR WMI, dan lain sebagainya.
Zainul menerangkan bahwa sebenarnya masih banyak komunitas yang belum diundang dalam saraseha malam ini, mengingat keterbatasan kondisi tempat dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sambungnya, sarasehan malam itu sifatnya mengawali dan merintis untuk kegiatan selanjutnya secara matathon.
“Ke depan kita akan buat diskusi publik dan kegiatan lainnya untuk mensinergikan dan membangun kesepahaman untuk bergerak dalam kepedulian lingkungan hidup,” katanya. [ah/rilis]