ChanelMuslim.com – Setelah diadakan pertemuan antara Menteri Luar Negeri Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan Uni Eropa pada Selasa, (1/12/2020) lalu, Igor Driesmans, selaku Duta Besar Uni Eropa untuk ASEAN menjelaskan hal-hal apa saja yang dibahas pada pertemuan tersebut dalam acara virtual konferensi pers yang diadakan pada Rabu, (2/2/2020). Igor menyampaikan bahwa setidaknya terdapat 5 isu penting yang didiskusikan pada pertemuan lalu.
Pertama, meningkatkan hubungan kemitraan antara ASEAN dan Uni Eropa. Hal ini menjadi representasi bahwa hubungan antara keduanya bisa menguat, walau di tengah keadaan geopolitik dunia yang sedang memanas.
“Kami berpikir bahwa ASEAN merupakan value yang menarik bagi Uni Eropa sehingga ASEAN bisa membawa stabilitas untuk negara-negara di kawasannya dan untuk dunia,” kata Igor.
Kedua, vaksin dan kesehatan. Uni Eropa telah berkontribusi sebesar 500 juta Euro untuk keperluan pengembangan dan pengadaan vaksin yang diharapkan bisa didistribusikan ke seluruh dunia. Selain itu, dibahas juga soal otorisasi dari vaksin itu sendiri.
“Kami berbagi pandangan yang sama soal vaksin. Kami simpulkan bahwa kita butuh vaksin. Oleh sebab itu, Uni Eropa telah berkontribusi sebanyak 500 juta Euro untuk keperluan pengembangan dan produksi, agar bisa memasukkan vaksin secara global,” lanjut Igor.
Ketiga, konektivitas. Langkah konkret yang bisa disinergikan dengan ASEAN adalah soal green finance atau yang lebih dikenal dengan fasilitas pembiayaan hijau katalitik ASEAN. Maksudnya adalah konsep keuangan untuk mendorong investasi ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, langkah lainnya adalah membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan transportasi.
“Ada negosiasi yang cukup panjang terjadi, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan transportasi,” tambah Igor.
Keempat, perubahan iklim dan lingkungan. Salah satu bukti nyata bahwa Uni Eropa berkomitmen untuk memerangi perubahan iklim dan lingkungan yang bisa berdampak buruk untuk masa depan dunia adalah dengan telah terselenggaranya acara Pekan Diplomasi Iklim Uni Eropa. Igor menjelaskan bahwa isu ini adalah salah satu prioritas yang menunjukkan komitmen Uni Eropa.
“Uni Eropa menjadikan perubahan iklim dan lingkungan sebagai salah satu prioritas utama sehingga hal ini menunjukkan komitmen Uni Eropa untuk membuat netral iklim,” jelas Igor.
Kelima, Laut Cina Selatan. Seperti yang diketahui, saat ini Laut Cina Selatan adalah wilayah yang sering terjadi konflik. Dalam pertemuan kali ini, ASEAN dan Uni Eropa membahas bagaimana cara mengurangi ketegangan di Laut Cina dan berusaha mendorong negosiasi agar hasilnya bisa baik.
Seharusnya, pertemuan ini diadakan secara langsung di Singapura. Akan tetapi, melihat kondisi pandemi seperti saat ini, maka acara diadakan secara virtual. Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk meningkatkan kerja sama sekaligus kemitraan antara ASEAN dan Uni Eropa sekaligus membahas isu-isu penting yang terjadi di wilayah masing-masing. Walau diadakan secara virtual, Igor menyampaikan bahwa pertemuan ini bisa dibilang adalah pertemuan yang sukses karena hal ini menjadi pesan untuk dunia bahwa melalui kerja sama multilateral bisa berdampak secara global.
Terakhir, hasil diskusi dari pertemuan ini bukan hanya dikhususkan untuk jurnalis atau pihak yang terlibat, tetapi masyarakat umum bisa melihat hasil detailnya di website resmi Uni Eropa. Terdapat press release, joint-statement, lembar fakta, dan foto-foto selama pelaksanaan pertemuan menteri luar negeri. Pertemuan ini dihadiri oleh seluruh negara yang tergabung ke dalam ASEAN dan 27 negara Uni Eropa.[ind/Camus]