AYAH Bunda, jangan paksa si kidal jadi normal. Coba kita tanya kepada diri sendiri, apa respon pertama yang sering muncul ketika melihat anak menulis dengan tangan kiri?
Sebagian kita menganggap tidak sopan, tidak baik. Apalagi menyapu pakai tangan kiri. Terlihat aneh.
Bunda Farida Nur’aini menulis bahwa bahkan terkadang ada nilai yang ditanamkan pada bayi dengan bertanya, “Mana tangan baiknya, sayang?”
Jika anak menunjukkan tangan kanannya akan diiyakan. Tapi jika menunjukkan tangan kirinya akan ditolak. Dengan kata lain, tangan kiri itu tidak baik. Inilah yang harus kita luruskan.
Ya, di lingkungan kita saat ini segala sesuatu yang dilakukan dengan tangan kiri dinilai hal yang tidak baik. Dan itulah yang terjadi pada anak kidal.
Anggota badan kiri mereka lebih dominan, lebih gesit dan lebih reflek dari yang kanan.
Di dunia ini, ada sekitar 10 persen dari populasi masyarakat dunia merupakan left-handed atau kidal.
Kecenderungan kidal ini, menurut beberapa ahli bersifat genetik. Meski ayah atau ibu pengguna tangan kanan, bisa saja si anak kidal karena keturunan dari kakek, nenek atau buyutnya.
Baca Juga: 4 Tipe Tangan Dominan yang Terlahir secara Alami Pada Anak-Anak
Jangan Paksa si Kidal Jadi Normal
Apakah kidal bisa dideteksi sejak dini? Bisa, Bun. Silakan perhatikan ananda dari kebiasaannya sehari-hari.
Seperti ketika mengambil makanan, menulis, memegang benda, mengupas, melempar bola, menendang bola, dan lain-lain.
Jika anak lebih gesit menggunakan tangan dan kaki kiri maka ia cenderung kidal.
Untuk mengetahui secara jelas apakah anak memang kidal atau bukan, dibutuhkan pemeriksaan menyeluruh. Bisa konsultasi dengan dokter anak atau psikolog anak.
Beberapa orangtua meyakini bahwa anak kidal harus dilatih untuk menjadi ‘normal’ dengan menggunakan tangan kanannya. Padahal tidak demikian seharusnya.
Karena dengan memaksa anak menggunakan tangan kanan akan berakibat negatif.
Mereka akan frustasi, kurang percaya diri, perkembangan otak terhambat, kelambatan bicara, gangguan konsentrasi, merasa rendah diri, pemalu, tertutup, bersifat agresif, mengompol, bahkan gagap.
Jika hal ini terbawa hingga dewasa dapat menyebabkan gangguan saraf atau beberapa gangguan kepribadian.
Jika anak memang dominan menggunakan tangan kiri, jangan dipaksa untuk menjadi ‘normal’.
Mereka hanya perlu diajarkan beberapa adab dan tata krama yang memang menuntut penggunaan tangan kanan seperti bersalaman, memberi, makan dan lainnya yang diperintahkan agama menggunakan tangan kanan.
Untuk kegiatan sehari-hari, sebaiknya biarkan saja anak menggunakan tangan kiri. Hal ini untuk memaksimalkan potensinya yang lebih banyak menggunakan otak kanan.
Ayah bunda, mari kita syukuri terhadap segala semua yang ada pada anak kita. Tugas kita adalah mendidik mereka sebaik mungkin sesuai dengan potensinya.
Semoga apa yang kita lakukan badan kita dicatat sebagai amal sholeh kita. Aamiin.[ind]
Sumber: Wonderful Parenting