ChanelMuslim.com – Merawat Takwa Bersama Keluarga, oleh: Sirat Rizhqi
Ramadan telah usai, namun bukan berarti ketaatan dan ketakwaan turut usai.
Para ulama memberikan isyarat diterimanya ibadah Ramadan adalah dengan diberinya kemudahan melakukan ketaatan di bulan-bulan sesudahnya.
Dan di antara ketaatan yang agung itu terletak pada akhlak kepada keluarga.
Baca Juga: Kisah Seorang Pemuda yang Bertakwa Setelah Melihat Papan Penunjuk Jalan (2)
Merawat Takwa Bersama Keluarga
Dr. Amru Khalid menyampaikan tanda Ramadan berhasil adalah dengan makin baiknya interaksi antar keluarga, makin kokoh kasih sayang dan persaudaraan di dalam rumah tangga. Suami istri semakin saling menghargai dan menyayangi, hubungan anak dan orang tua semakin baik penuh rasa penghargaan dan bakti.
Lebih lanjut Dr. Amru Khalid menyampaikan, apabila ingin melihat kadar ketakwaan seseorang maka lihatlah bagaimana ia didalam keluarga.
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (an Nisa:1)
Dalam An Nisa ayat 1, Allah menyandingkan kekuatan keluarga sejajar dengan takwa. Allah juga meletakkan mereka bersamaan dengan awal penciptaan.
Betapa tingginya nilai keluarga yang disandingkan dengan nilai takwa. Sehingga hal mulia ini perlu dijaga dan dirawat.
Lalu bagaimana kita merawat ketakwaan setelah bulan Ramadan?
Pertama, dengan berdoa memohon keteguhan iman dan keistiqomahan.
Syaikh Sa’ad bin Natsir Asy Satri menyampaikan bahwa orang-orang yang memiliki ilmu tinggi biasa berdoa,
dalam surah Ali-Imran (3) ayat 8 :
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wa hab lana min ladunka rahmah innaka antal wahhab
(Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).
Ahli ilmu meminta kepada Allah agar diteguhkan imannya. Agar senantiasa diberikan hidayah.
Maka mari ajak keluarga untuk selalu memanjatkan doa ini. Agar hidayah yang diraih di bulan Ramadan tidak hilang bahkan menguat. Agar iman senantiasa hangat dalam ketakwaan.
Kedua, menjaga ibadah wajib dan sunah.
Selama bulan Ramadan keluarga muslim terlatih dalam nuansa ibadah dan ketaatan. Shalat berjamaah dengan tertib.
Jadwal kehidupan menyesuaikan dengan jadwal ibadah shalat dan puasa. Badan terbiasa bangun di waktu sahur, hari-hari semakin akrab dengan Alquran dan sedekah.
Ramadan sebuah keluarga yang sukses adalah ketika mereka terus merawat ketaqwaan di bulan-bulan sesudahnya. Bersama-sama menjaga sholat, menjaga kedekatan dengan Alquran, dan sedekah juga ibadah lainnya.
Ibnu Rajab berkata: “Sesungguhnya Allah jika Dia menerima amal (kebaikan) seorang hamba maka Dia akan memberi taufik kepada hamba-Nya tersebut untuk beramal shaleh setelahnya, sebagaimana ucapan salah seorang dari mereka (ulama salaf): Ganjaran perbuatan baik adalah (taufik dari Allah Ta’ala untuk melakukan) perbuatan baik setelahnya. Maka barangsiapa yang mengerjakan amal kebaikan, lalu dia mengerjakan amal kebaikan lagi setelahnya, maka itu merupakan pertanda diterimanya amal kebaikannya yang pertama (oleh Allah Ta’ala), sebagaimana barangsiapa yang mengerjakan amal kebakan, lalu dia dia mengerjakan perbuatan buruk (setelahnya), maka itu merupakan pertanda tertolak dan tidak diterimanya amal kebaikan tersebut”.
Kitab “Latha-iful ma’aarif” (hlm. 311).
Ketiga, saling menasihati dalam ketakwaan dan kesabaran dalam keluarga.
Allah berfirman dalam surat Al ‘Asr
وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)
”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih, saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya tetap di atas kesabaran” (QS. Al-’Ashr [103]: 1-3).
Allah Ta’ala memberikan petunjuk kepada hamba-Nya di dalam surat yang ringkas namun sangat agung ini bahwa sebab keberuntungan itu terbatas kepada empat sifat saja. Iman, amal sholih, saling menasihati dalam kebenaran dan saling menasihati dalam kesabaran.
Keluarga muslim akan terhindar dari kerugian selama terus saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, setelah mereka iman dan istiqomah beramal sholih.
Semoga Allah menetapkan hidayah kepada keluarga muslim yang bersungguh-sungguh merawat ketakwaan dan bersabar terhadap ujian dengan terus berprasangka baik pada Allah.
Ramadan memang telah berlalu, namun rahmat, kasih sayang dan ampunan Allah masih terbuka lebar sepanjang tahun, siang dan malam, setiap detik dan setiap waktu.[ind]
Sumber bacaan
Buku-buku:
Ad-Duwaisy, Ibrahim, 2013. Productive Ramadhan: 40 Tips Mengoptimalkan Ibadah Ramadhan dari Masjid Hingga Dapur, terj. Solo. Aqwam
Azis Kamil, Abdul, 2008. Ramadhan Sepenuh Hati: Agar Anda Terlahir Kembali, terj. Solo. Aqwam.
Khalid, Amru, 2011. Membangun Surga di Rumah Kita, terj. Solo. Aqwam.
Internet: