oleh: Bendri Jaisyurrahman
PERNIKAHAN merupakan ibadah lahir batin antara suami dan istri. Oleh karena itu, agama dan iman antara suami dengan istri haruslah sama. Nikah beda agama tidak akan mendapatkan rahmat dan keberkahan dalam pernikahannya.
Kalau menikah itu dipandang sebagai sebuah ibadah, maka tidak mungkin seseorang itu beribadah mencari patner yang berbeda agama serta tujuan akhirnya, yaitu surga.
Kecuali kalau niatnya bukan karena ibadah, misal cuma ingin mencari partner seksual. Saya katakan kalau nikah hanya karena niat mencari partner seksual, nikah dengan pelacur pun tidak masalah.
Karena hanya ingin mencari kebutuhan biologis yang terpuaskan, namun itu tidak ada bedanya dengan hewan.
Baca juga : Memahami Tujuan Pernikahan
Nikah Beda Agama Akan Lahirkan Keluarga Broken Home
Jika menikah karena ibadah, maka carilah partner yang akan mengantarkan keluarga kepada surga secara bersama-sama. Sebab di dalam Alquran disebutkan bahwa keluarga itu adalah yang mampu kumpul bersama di dalam surga.
Nabi Nuh punya anak bernama Kan’an tetapi tidak beriman, karena itu dalam Alquran Allah berfirman, ‘Itu anakmu bukan anggota keluargamu’.
Dengan kata lain, keluarga broken home itu bukan keluarga yang tercerai berai di dunia tetapi keluarga yang nggak mampu kumpul bareng di surga.
Jika sejak awal menikah sudah dengan yang beda agama, sejatinya keluarga itu mengalami broken home meski seharmonis apapun. Sebab, mereka nggak akan bisa kumpul bersama-sama di surga.
Misal Asiyah sama Fir’aun nggak ngumpul bersama di surga, Asiyah bisa masuk surga di tempat tertinggi, Fir’aun masuk neraka. Nabi Nuh dengan istrinya nggak akan ngumpul di surga dan sebagainya.
Keluarga nggak akan kumpul di surga kalau awalnya saja sudah menikah dengan yang beda agama, dan sekalipun harmonis di dunia saja, dan bukan ketika di akhirat. Nikah satu agama saja masih banyak masalah apalagi beda agama.
Masalah terbesar dalam keluarga itu bukanlah hubungan psikologis tetapi spiritual sebab masalah psikologis itu bisa saja dipersatukan.
Hubungan spiritual pasutri itu diikat Allah, bukan manusia. Allah pun berfirman dalam surat Al-Anfal ayat 63, ‘Seumpama kamu mengumpulkan harta untuk menyatukan hati dua orang itu tidak akan pernah bisa, tetapi Allah yang akan menyatukannya’.
Jadi, kalau memulainya saja sudah dengan paradigma yang salah (beda agama) maka, pernikahan akan harmonis ketika di dunia, tetapi tidak untuk di akhirat. Itupun kalau tidak terjadi pertikaian atau pertengkaran ketika di dunia.
Wallahu a’lam bish showab [MRR]