SEPERTI apa tujuan hidup yang harusnya dimiliki oleh seorang muslimah? Saat ini muslimah berperan di banyak bidang. Tidak sekedar pada bidang keseharian yang ditekuni yaitu rumah tangga, muslimah juga berkiprah di luar rumah.
Mulai dari pekerja hingga pengusaha. Namun apakah ini yang sebenarnya dituju oleh muslimah?
Baca Juga: Nasihat untuk Muslimah yang Haid di Hari Arafah
Untuk memahaminya, terlebih dahulu kita kembali pada orientasi hidup seseorang muslimah karena Orientasi hidup seorang manusia akan berpengaruh pada setiap prilakunya di dunia.
Segala apa yang ia niatkan, rencanakan dan perbuatan hanya akan tertuju pada satu titik orientasi dalam hidupnya.
Terkadang kita menjadikan orang-orang terdekat kita sebagai orientasi kita. Seorang muslimah kerap menjadikan suami dan anak-anak sebagai pusat perhatiannya.
Setelah itu baru ia memusatkan pikiran untuk dirinya sendiri, bagaimana caranya membuat diri meski seorang muslimah tetap mampu berdaya.
Satu hal yang mesti kita ingat selalu adalah tujuan besar seorang muslim adalah Allah.
“Dan, Aku tidak menciptakan manusia dan jin melainkan untuk menyembah-Ku.” (QS. Adz-Dzariat : 5)
Semua kegiatan yang kita lakukan selalu diniatkan untuk dan karena Allah. Dengan begitu membuat langkah kita lebih ringan karena Allah selalu akan menyaksikan dan memberi pertolongan.
Namun begitu, ada satu hal yang bisa membuat langkah kita lebih berat yaitu mencintai dunia. Mencintai dunia membuat kita memalingkan tujuan hidup kita hanya pada dunia.
Ketika mencintai Allah hanya sebatas kata-kata dan iman hanya sampai pada kerongkongan kita, maka hawa nafsu akan terus menjadi raja.
Dunia dan segala gemerlapnya yang menipu seperti, sanjungan, harta dan kehormatan bisa saja menipu kita.
Jika semua tidak kita niatkan untuk Allah dan menggunakan cara-cara yang sesuai aturan Allah maka yang kita dapat hanya nilai duniawinya saja.
Mencintai dunia bisa terlihat dari sikap materialis kita, menilai sesuatu dari nilai duniawi saja atau menilai pencapaian seseorang dari capaian duniawi bukan capaian yang terkait pada keimanannya.
Pada dasarnya memang capaian duniawi dapat dilihat dengan kasat mata sementara keimanan tidak bisa diukur dengan ukuran duniawi yang mana pun.
Tetapkan orientasi hidup kita pada Allah dengan begitu kita tidak banyak memupuk harap pada manusia dan kemudian kecewa. Jangan sampai semua hal yang kita capai di dunia ini nilainya tidak mengantarkan kita pada pertemuan dengan Allah Subhanallahu wa ta’ala.
Di dunia siapapun boleh menjadi kaya dan terkenal namun alangkah lebih bahagia jika menjadi kaya dan terkenal saat di akhirat nanti. Wallahu’alam. [Maya/Cms]