AKHLAK Rasulullah yang sering terlupakan. Seperti diketahui, meneladan Rasulullah merupakan kewajiban setiap muslim. Itulah wujud sederhana kita mencintai beliau.
Sayangnya, sejumlah keteladan tersebut kerap terlupakan orang.
Baca Juga: Akhlak yang Baik akan Selalu Dikenang
Akhlak Rasulullah yang Sering Terlupakan
Berikut ini akhlak dan teladan Nabi saw. yang mungkin sering terlupakan. Antara lain.
1. Romantisme Nabi terhadap isteri.
Sebagian orang menganggap bahwa Nabi sebagai sosok lelaki yang beristeri banyak. Sibuk dengan dunia sendiri dan seperti tak peduli dengan orang paling dekatnya: isteri.
Perhatikanlah, sejarah mencatat, Nabi tidak berpoligami selama Khadijah masih hidup.
Dan kebersamaan dengan Khadijah itu kurang lebih berlangsung selama 28 tahun.
Selama itu, Nabi hanya beristeri Khadijah. Dari Khadijahlah lahir 6 anak beliau saw., yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayyah, Ummu Kulsum, dan Fathimah Az-Zahra.
Saat awal menerima wahyu, Nabi minta diselimuti oleh Khadijah. Beliau menceritakan apa yang ia alami dan rasakan.
Dan Khadijah pun memberikan jawaban dan sikap yang menenteramkan beliau.
Sepanjang perjalanan dakwah Nabi, semasa bersama Khadijah, banyak mengalami cobaan.
Selama itu pula, Khadijah mendukung Nabi sepenuhnya dengan tenaga, harta, dan jiwa.
Harta Khadijah yang begitu banyak habis untuk membiayai perjalanan dakwah beliau
Aisyah r.a. pernah mengungkapkan rasa cemburunya terhadap Khadijah r.a.
Menurut Aisyah, aku pernah cemburu terhadapnya walaupun aku belum pernah melihatnya.
“Dulu Rasulullah setiap keluar rumah hampir selalu menyebut Khadijah dan memujinya. Pernah suatu hari beliau menyebutnya hingga aku merasa cemburu.
“Aku berkata, ‘Apakah tak ada wanita lain selain wanita itu. Bukankah Allah telah menggantinya dengan yang lebih baik?”
Rasulullah marah hingga bergetar rambut depannya dan berkata, “Tidak, demi Allah. Dia mempercayaiku di saat semua orang ingkar.
Ia membenarkanku di kala orang mendustakanku. Ia menghiburku dengan hartanya ketika manusia telah mengharamkan harta mereka untukku.
“Dan dari rahimnya, Allah mengaruniakanku beberapa anak di saat isteri-isteriku tidak membuahkan keturunan.”
Aisyah pun menceritakan, “Setelah kejadian itu, aku tidak lagi menjelek-jelekkan Khadijah selamanya.”
Ketika hidup bersama Aisyah, romantisme Nabi saw. terus berlanjut. Dan Aisyahlah satu-satunya isteri Nabi yang berstatus gadis saat dinikahi. Selebihnya janda.
Aisyah menceritakan, suatu kali aku bersama Rasul minum dalam satu gelas yang sama. Rasul menandai di mana bekas mulutku yang melekat pada gelas itu.
Dan beliau meletakkan mulutnya pada bekas mulutku. Bukan hanya minum, beliau pun kerap makan bersama Aisyah dalam satu wadah makanan yang sama.
Aisyah pernah berlomba lari bersama nabi dan bercanda bersama nabi. Nabi pernah menasihat, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya. Dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.”
2. Selalu memudahkan proses jual beli.
Sebagian orang merasa puas ketika bisa menawar harga dengan serendah-rendahnya. Walaupun hal itu butuh waktu lama dan melalui proses yang alot.
Begitu pun dengan yang menjual. Sebagian mereka merasa puas ketika mampu dengan menjual dengan harga yang tinggi, meskipun melalui proses yang lama dan alot.
Nabi mengajarkan kita hal sebaliknya. “Allah merahmati seseorang yang memudahkan ketika menjual dan ketika membeli dan juga orang yang meminta haknya.” (HR. Bukhari)
3. Nabi menjaga akhlak terhadap anak-anak.
Anas bin Malik menceritakan. Nabi mencium Al-Hasan bin Ali, dan di sisi beliau ada Al-Aqra’ bin Haabis yang sedang duduk.
Al-Aqra’ berkata, ‘Aku punya anak 10 orang, belum pernah satu pun yang kucium.
Nabi menatap Al-Aqra’ dan berkata, “Siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari Muslim)
Abu Qatadah pernah menceritakan, suatu kali Rasulullah tidak tega mendapati cucunya bernama Umamah binti Zainab binti Rasulullah yang menangis.
Rasul pun menggendong Umamah. Padahal beliau sedang shalat. Ketika hendak sujud, beliau meletakkan Umamah, ketika akan berdiri beliau mengambilnya lagi. (HR. Bukhari)
Ibnu Abbas r.a. pernah begitu serius berbicara dengan Nabi dan kata-kata nabi inilah yang terus ia ingat sepanjang masa hidupnya.
Nabi mengatakan kepadanya, “Jagalah Allah maka Ia akan menjagamu. Bertawakallah kepadanya. Jika hendak meminta pertolongan, mintalah kepadaNya.”
Berapakah usia Ibnu Abbas saat bersama Nabi mendengarkan kalimat itu. Ia baru berusia 7 tahun.
Ada seorang sahabat Nabi datang menemui Nabi bersama dengan puterinya yang berusia 6 tahun. Nama anak itu Ummu Khalid.
Kulitnya hitam legam sementara bajunya berwarna kuning. Ayahnya memohon kepada Nabi saw. untuk mendoakan puterinya.
Namun, sang puteri yang lucu itu pun ternyata sudah berada di atas punggu Rasulullah.
Sang ayah memarahi puterinya, tapi nabi mencegahnya, dengan mengatakan, biarkan, dia masih anak-anak. [mh/Cms]