ChanelMuslim.com – Dunia remaja kita, belakangan ini mencapai tingkat keprihatinan yang tinggi. Beragam tindakan negatif serta perilaku buruk remaja mencuat di media. Sebut saja kasus terbaru soal perlakuan kasar sejumlah murid kepada seorang gurunya.
Baca juga: Mendeteksi dan Mengoreksi Perilaku Buruk Anak, Salah Satu Peran Pengasuhan Orang Tua
Ada lagi soal pornografi dan seks bebas. Yang paling mengerikan adalah adanya beberapa permainan yang berisi tantangan yang menyakiti diri seperti menyilet pergelangan tangan. Faktor penyebab dari semua perilaku negatif mereka yang paling besar adalah depresi. Mereka melakukan tindakan-tindakan itu untuk mengalihkan depresi yang mereka alami.
Menjadi remaja mempunyai tantangan tersendiri. Mereka menghadapi sejumlah tekanan, dari persoalan pubertas yang menyebabkan banyak perubahan tidak hanya fisik tapi juga psikis hingga beragam pertanyaan yang muncul dalam dirinya tentang siapa mereka dan bagaimana mereka harus bersikap.
Apakah anak remaja saya mengalami depresi?
Masa-masa remaja bisa menjadi sangat sulit dijalani dan depresi mempengaruhi remaja jauh lebih banyak dari pada yang bisa kita kira. Suasana hati yang buruk atau bertindak di luar dari yang diharapkan bukan suatu ciri depresi. Suasana hati yang melankolis, gampang terharu atau mudah menangis bukan juga tanda dari depresi.
Depresi dapat menghancurkan jiwa dan kepribadian remaja. Depresi disebabkan oleh rasa sedih, putus asa, atau kemarahan yang luar biasa. Sikap memberontak dan perilaku tidak sehat pada remaja dapat menjadi indikasi depresi. Ketika remaja mengalami depresi mereka melakukan tindakan-tindaan tersebut untuk mengalihkan depresi mereka. Berikut ini adalah beberapa cara remaja mengatasi rasa sakit emosional yang mereka rasakan yang merupakan tanda-tanda depresi yang mereka alami:
1. Masalah di sekolah. Depresi dapat menyebabkan berkurangnya semangat dan konsentrasi rendah. Di sekolah, ini dapat menyebabkan sering bolos, nilai yang turun, atau frustrasi dengan pekerjaan sekolah padahal sebelumnya baik-baik saja.
2. Melarikan diri. Banyak remaja yang depresi lari dari rumah atau berbicara tentang melarikan diri. Upaya semacam itu biasanya merupakan teriakan minta tolong.
3. Penyalahgunaan narkoba dan alkohol. Remaja dapat menggunakan alkohol atau obat-obatan dalam upaya untuk “mengobati” depresi mereka sendiri. Sayangnya, penyalahgunaan narkoba dan alkohol hanya memperburuk keadaan.
4. Tingkat percaya diri yang rendah. Depresi dapat memicu dan mengintensifkan perasaan aku buruk atau jelek, rasa malu, kegagalan, dan ketidaklayakan.
5. Kecanduan gadget. Para remaja dapat memanfaatkan gadget mereka untuk mengakses media sosial untuk menghindari masalah mereka, tetapi penggunaan ponsel cerdas dan Internet yang berlebihan hanya meningkatkan isolasi atau perasaan kesepian mereka. Dan ini akan membuat mereka lebih tertekan.
6. Perilaku sembrono. Remaja yang depresi dapat terlibat dalam perilaku berbahaya atau berisiko tinggi, seperti mengemudi sembrono, pesta minuman keras, dan seks yang tidak aman.
7. Menyakiti diri sendiri. remaja yang mengalami depresi akut bisa menyakiti dirinya sendiri, seperti menggaruk-garuk badannya sendiri hingga luka, membentur-benturkan kepala ke dinding hingga melakukan upaya bunuh diri.
Dengan semua gejolak yang ada dalam diri para dan segala kebingungan mereka dalam menghadapi dunia orang-orang dewasa, tidak jarang remaja mengalami depresi. Tingkatnya beragam. Dari yang ringan hingga depresi akut sampai-sampai bisa melukai diri sendiri. Sayangnya remaja yang bisa melukai diri sendiri lebih sedikit mendapat pertolongan karena kurangnya perhatian orang-orang di sekitarnya hingga rasa depresinya semakin besar.
Syukurlah, depresi ini bisa diobati dengan bantuan orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Cinta, bimbingan, dan dukungan dapat membantu anak remaja mengatasi depresi dan mengembalikan kehidupan mereka ke jalurnya. (MAY/ah)