ChanelMuslim.com – Rezeki memang tidak disangka-sangka. Ketika kita bisa mengikhlaskan dari ujian yang menghadang, Alloh menjanjikan hadiah yang tidak diduga.
Begitu juga ketika Alloh menguji Miftahul Jannah, atlet Judo asal Aceh yang didiskualifikasi karena teguh pendirian untuk tetap mengenakan jilbab. Saat itu Miftah sudah mau bertanding dengan Oyun Gantulga Wakil Mongolia. Namun, ketika wasit melihat Miftah masih mengenakan jilbab. Ia meminta Miftah menanggalkan jilbabnya, karena penggunaan penutup kepala melanggar aturan keselamatan olahraga para judo saat pertandingan.
Alhamdulillah, gadis yang biasa disapa Miftah ini bisa bersabar dan ikhlas saat menerima keputusan dari wasit.
"Lebih banyak lega. Saya juga bangga karena sudah bisa melawan diri sendiri, melawan ego sendiri. Saya punya prinsip tak mau dipandang terbaik di mata dunia, tapi di mata Allah," kata Miftahul Jannah.
Keikhlasan dan kesabaran itulah yang membuat Alloh memberikan rezeki yang tidak disangka-sangka kepada Miftah. Bukan hanya pahala tetapi sebuah keridhaan. Karena ketahuilah dan yakinlah, bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya pahala yang besar itu, bersama dengan cobaan yang besar pula. Dan apabila Allah mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka. Barangsiapa yang ridha maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang murka, maka murka pula yang akan didapatkannya.” (HR. Tirmidzi)
Anggota DPR RI, Jazuli Juwaini yang mendengar Miftah didiskualisifkasi langsung memberikan tanggapan.
"Kami bangga dengan komitment dan keteguhan pendirianmu nak, karena itu kami apresiasi dgn menganugrahi mu hadiah umroh, terus semangat!" kata Jazuli, Senin (8/10/2018)
Hadiah umroh tersebut, kata Jazuli, sebagai rasa syukur, haru, dan bangga atas sikapnya yang kokoh memegang keyakinan untuk tetap berhijab.
"Ia yang begitu besar semangat dan motivasinya untuk menyumbangkan medali bagi bangsa ini, hingga terus melobi agar dapat bertanding akhirnya pupus karena aturan IBSA (International Blind Sport Federation) dan International Judo Federation (IJF) melarang pengenaan jilbab–yang mungkin saja untuk menghindari hal yang membahayakan atlet,"kata politikus asal PKS ini.
Menurut Jazuli, warga Indonesia haru dan bangga karena Miftah dihadapkan pada dua pilihan yang sulit, antara membela bangsa dan hijabnya.
"Saking besarnya harapan itu, saya dengar official sempat membujuk agar Miftahul melepas jilbabnya sebentar agar dapat bertanding. Tapi itu tidak dilakukannya. Meski sedih ia tetap bertahan dengan keyakinan agamanya. Ini yang membut kita bangga dan haru karena butuh pengorbanan yang besar untuk itu dan kita lihat Miftahul meneteskan air mata,"tambahnya.
Ia juga mengungkapkan Miftahul sejatinya konsisten mengamalkan Pancasila sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan memegang teguh UUD 1945 Pasal 29 Ayat 1 tentang kemerdekaan beragama dan berkeyakinan.
"Meski gagal membela bangsa di cabang judo, Miftahul menunjukkan kepribadian bangsa Indonesia yang kuat dan berkarakter dalam memegang keyakinan agama sesuai Pancasila dan UUD 1945. Untuk itu, kita semua layak bangga dan menjadikannya teladan. Teruslah berprestasi dan jangan pernah putus asa Nak. Meski engkau gagal melaju dalam pertandingan, Insya Allah engkau telah memenangkan "medali emas" di hati rakyat Indonesia,"pungkasnya.
Sampai berita ini dinaikkan, belum ada tanggapan dari Miftahul Jannah. (Ilham)