• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 23 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Nasihat

Semua dari dan untuk Ibu

22/12/2025
in Nasihat
Semua dari dan untuk Ibu

Ilustrasi, foto: istockphoto.com

66
SHARES
511
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

IBU segalanya untuk siapa pun. Segala yang dipunya merupakan pemberian ibu, dan sepatutnya berikan balasan untuk ibu.

Di tahun 150 hijriah, ada seorang ibu mulia. Namanya Fatimah binti Ubaidilah Al-Azdiyah. Ia melahirkan seorang putra bernama Muhammad.

Tak lama sejak itu, suaminya, Idris, wafat. Ia berjuang sendiri untuk membesarkan dan mendidik putra semata wayangnya.

Fatimah tak menyerah. Langkah pertama yang ia lakukan adalah pulang ke kampung halaman di Mekah, meski harus menempuh perjalanan jauh dari wilayah Asqalan, Palestina, di mana suaminya berasal.

Tanpa bekal yang cukup, Fatimah bertekad untuk bisa ke Mekah dengan harapan bisa mendidik anaknya lebih baik. Keduanya pun berhasil tiba di Mekah dengan selamat.

Fatimah bersyukur bisa kembali ke keluarga besarnya. Setelah itu, ia bisa lebih fokus lagi untuk mendidik anaknya. Yang pertama yang ia ajarkan kepada anaknya adalah ilmu Al-Qur’an. Di usia sekitar enam tahun, Muhammad bisa hafal Al-Qur’an.

Ia pun mengantarkan Muhammad ke guru-guru yang ada di Mekah. Salah satunya, guru ilmu hadis. Di antara guru anaknya adalah murid dari Imam Malik rahimahullah. Imam Malik menetap di Madinah, dan tidak pernah kemana pun.

Karya besar dari Imam Malik adalah Kitab Al-Muwatha’. Meskipun ia tidak pernah tinggal di Mekah, tapi murid-murid tersebar hingga ke Mekah.

Salah seorang guru Muhammad terkejut ketika di usia sepuluh tahun, anak yatim itu sudah hafal Kitab Al-Muwatha’. Dari situlah, ia merekomendasikan agar Muhammad belajar langsung ke Imam Malik di Madinah.

Fatimah bersemangat dengan arahan itu. Meski anaknya baru berusia 13 tahun, Fatimah tidak keberatan melepas anak satu-satunya itu untuk belajar jauh.

Bahkan, ia mengatakan dengan tegas kepada anaknya, kira-kira, “Muhammad, kamu belajar di Madinah sampai kapan pun. Jangan pernah ingin bertemu ibu. Kita akan berjumpa nanti di akhirat.”

Di Madinah, Muhammad belajar dan tinggal bersama Imam Malik. Ia selalu ingat pesan ibunya: kita akan berjumpa nanti di akhirat.

Imam Malik melihat ada hal yang sangat istimewa dari Muhammad. Kecerdasannya sangat luar biasa. Dan kesolehan muridnya itu pun tidak kalah luar biasa.

Muhammad belajar dengan Imam Malik sepanjang hayat gurunya itu. Imam Malik wafat di tahun 179 hijriyah. Sekitar 16 tahun, Muhammad belajar dengan gurunya itu.

Setelah Imam Malik wafat, Muhammad belajar lagi ke Bagdad, Irak. Di sana ia ingin memperdalam mazhab Imam Hanafi rahimahullah. Karena Imam Hanafi sudah lama wafat, ia pun belajar dengan salah seorang muridnya bernama Muhammad bin Hasan.

Hampir selama sepuluh tahun, Muhammad belajar di Bagdad. Hingga ia bisa memiliki wawasan keislaman yang mumpuni.

Sementara itu, di Mekah, Fatimah sedang berada di antara jamaah haji dari berbagai wilayah. Kebetulan, Fatimah melewati sebuah halaqah besar yang dipimpin oleh seorang syaikh dari Bagdad.

Terdengar di telinga Fatimah bahwa Syaikh itu mengatakan, “Menurut pendapat Muhammad bin Idris begini…dan begini.”

Fatimah terkejut. Bukankah itu nama anaknya yang sudah lebih dari 20 tahun merantau demi menuntut ilmu di negeri orang.

Untuk lebih jelasnya, Fatimah menanyakan ke Syaikh tentang nama Muhammad bin Idris itu. “Siapakah dia?”

Syaikh itu menjelaskan bahwa orang yang ia maksud adalah gurunya. Gurunya itu berasal dari Mekah dan kini tinggal di Bagdad.

Fatimah yakin kalau orang yang dimaksud Syaikh itu adalah anaknya. Kalau dihitung-hitung, sudah sekitar 26 tahun anaknya itu pergi menuntut ilmu. Dan sekarang usianya sekitar 39 tahun.

“Ya Syaikh, saya yakin orang yang Anda maksud itu adalah putra saya. Mohon sampaikan salam saya: ibunya membolehkannya pulang ke Mekah,” ucapnya.

Semua hadirin yang berasal dari Bagdad itu langsung menunduk hormat kepada Fatimah. Hal ini karena mereka adalah murid-murid dari Muhammad, anaknya.

Setelah rombongan itu kembali ke Bagdad, pesan itu disampaikan ke Muhammad. Dan betapa girangnya Muhammad diberikan izin untuk bisa bertemu ibunya.

Ia pun berencana pulang ke Mekah untuk menemui ibunya. Murid-muridnya yang tak terhitung di wilayah Bagdad itu pun begitu antusias. Mereka menghadiahkan banyak hal untuk gurunya. Ada yang menghadiahkan unta-unta, uang dinar, perhiasan, dan lainnya.

Sebagian mereka pun ikut mengantar dan mengawal gurunya kembali ke Mekah.

Ketika di perbatasan Mekah, Muhammad meminta salah seorang muridnya untuk mengabarkan kepulangannya kepada ibunya. Hal ini merupakan salah satu sunnah Rasul untuk mengabarkan kembalinya seseorang kepada keluarga sebelum tiba di rumah.

Salah seorang muridnya Muhammad pun sudah tiba di rumah Fatimah. Ia mengabarkan akan kepulangan gurunya itu. “Bu, putra Anda akan kembali dengan membawa unta-unta, dan lainnya,” ucapnya.

Di luar dugaan si pembawa pesan, Fatimah marah mendengar itu. “Aku meminta dia merantau untuk menuntut ilmu, bukan mencari unta-unta. Bawa kepadaku hasil ilmu dan kitab-kitab!” ucapnya dengan tegas.

Murid Muhammad itu pun menyampaikan pesan Fatimah, apa adanya. “Kamu tidak paham siapa ibuku,” ucap Muhammad kepada muridnya itu.

Akhirnya, semua unta dan segala harta yang dibawa Muhammad dan murid-muridnya itu dihadiahkan kepada warga Mekah yang membutuhkan. Dan hanya ilmu dan kitab-kitab yang dibawa Muhammad untuk diberikan kepada ibunya.

Sekitar enam tahun, Muhammad tinggal di Mekah bersama ibunya. Ia bersyukur bisa kembali kepada ibunya, dan tidak bertemu dengannya di akhirat, seperti yang dikatakan ibunya itu.

Putra Fatimah itu telah menjadi ulama besar. Meski lebih dari seribu tahun berlalu, namanya tetap berjaya di seantero dunia, termasuk di Indonesia. Orang lebih mengenalnya dengan nama Imam Syafi’i.

**

Ada sosok ibu di balik ‘orang besar’. Nama mulia itu tidak disebut bersanding dengan sang anak. Tapi, kemuliaannya begitu teramat istimewa di sisi Allah subhanahu wata’ala.

Kita semua lahir dari ibu. Tumbuh besar oleh ibu. Dan kini, sudah sepatutnya, segala yang kita miliki juga untuk ibu. [Mh]

 

Tags: Imam syafi'iSemua dari dan untuk Ibu
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Wisata Baru Sekitar Pantai Drini GunungKidul Hadirkan Pintu Masuk Membelah Pegunungan

  • Hukum Perayaan Hari Ibu dalam Islam

    Hukum Perayaan Hari Ibu dalam Islam

    73 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Pulau Komodo NTT Dinobatkan Menjadi Destinasi Terbaik Dunia 2026 Versi BBC

    130 shares
    Share 52 Tweet 33
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3298 shares
    Share 1319 Tweet 825
  • Batik Danar Hadi Tampilkan Fashion Show Bertema Kembang Parang

    137 shares
    Share 55 Tweet 34
  • Hadis tentang Lima Malam saat Doa Tidak Tertolak

    420 shares
    Share 168 Tweet 105
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7740 shares
    Share 3096 Tweet 1935
  • Salimah Medan Menggelar Halalbihalal Akbar di Masjid Raya Aceh Sepakat

    107 shares
    Share 43 Tweet 27
  • Indonesia Mendongeng 12 Ajak Santri TPQ Se-Nusantara 2025 Peduli Palestina dan Korban Banjir Sumatera

    74 shares
    Share 30 Tweet 19
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    476 shares
    Share 190 Tweet 119
  • KPIPA Bahas Salah Paham Boikot

    69 shares
    Share 28 Tweet 17
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga