PEWARNA alam tenun Sumba adalah warisan berharga yang selaras dengan tren eco-fashion karena dibuat dari benang kapas dengan pewarna alam.
Hasilnya adalah lembaran wastra yang keindahannya sulit ditandingi oleh kain dari pewarna sintetis.
Meski demikian, proses pembuatan tenun dengan pewarna alam juga tidak mudah. Prosesnya rumit dan memakan waktu, mulai dari pengumpulan bahan, ekstraksi, hingga pencelupan, membutuhkan waktu lama.
Baca juga: Simak Lima Cara Merawat Kain Ulos agar Tetap Awet
Pewarna Alam Tenun Sumba jadi Warisan Berharga
Seiring waktu, praktik pewarnaan dengan bahan alami sempat ditinggalkan. Sebab untuk pengerjaan tenun ini membutuhkan keahlian khusus yang mulai langka akibat regenerasi yang terbatas.
Para penenun Sumba Timur sebagai tangan yang menjaga warisan budaya Nusantara. Koleksi wastra ini menghadirkan motif-motif khas Sumba Timur yang sarat makna filosofis dan telah mengakar dalam kehidupan masyarakat.
Ragam motif tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk syair oleh penulis asal Sumba, Diana Timoria, yang merekam keindahan bumi Sumba Timur lewat karya berjudul “Menenun Rasa, Mengikat Masa” dan “Menenun Ingatan Tentang Tanah Marapu” yang dibacakan secara langsung dalam kegiatan oleh seorang penenun.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Syair ini lahir dari visual dan simbol yang telah lama hidup dalam tradisi tenun Sumba Timur, sekaligus merekam relasi masyarakat dengan alam dan kepercayaan Marapu.
Di Sumba, dari data yang dihimpun dari lima provinsi pada 2022, diketahui kalau kain tenun Sumba merupakan kain tenun dengan jenis motif terbanyak.
Jumlah keseluruhan motif kain tenun yang masih diproduksi mencapai 85 jenis motif. Selain meningkatkan kualitas estetika dan nilai budaya, pemanfaatan warna alam juga memperkuat posisi wastra Sumba Timur di pasar eco-fashion berkelanjutan.
Produk tenun warna alam memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan berpotensi menjangkau pasar yang lebih luas, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan yang berkesinambungan bagi para penenun dan keluarga mereka. [Din]



