KASUS penculikan balita di Makassar viral. Kelengahan orang tua menjadi awal kasus ini terjadi.
Hari Ahad pagi itu (2/11) Dwi Nurmas (34 tahun) tengah asyik melatih tenis di Taman Pakui Sayang, Kota Makassar. Padahal, ia berangkat bersama putrinya: Bilqis (4 tahun).
Dwi sesekali mengamati Bilqis yang sedang bermain di play ground tak jauh dari tempat ia melatih tenis. Anak itu memang ceria, supel, dan ‘anteng’.
Namun, betapa kagetnya Dwi manakala melihat Bilqis tak lagi terlihat di lokasi. Ia mencari-cari ke sekitar lokasi. Tapi, Bilqis tak juga ditemukan. Ia terus mencari.
Kehilangan Bilqis juga membuat seisi keluarga panik. Termasuk istri Dwi, Fitriyani Syahrir. Wanita berkerudung ini masih tak percaya kalau putrinya diculik orang.
Keesokan harinya, Senin (3/11), Dwi dan istri melaporkan kasus ini ke polisi Makassar. Fitriyani mengaku ditanyakan sejumlah keadaan tentang Bilqis oleh polisi. Tapi, keadaan Fitriyani sudah tak tenang. Ia menangis, bingung, khawatir, dan lainnya campur aduk.
Polisi menenangkan Dwi dan istri. Keduanya dipersilakan tinggal di rumah dan berdoa. “Biarkan kami yang bekerja,” ucap polisi menenangkan keluarga ini.
Polisi Menangkap YN di Rumah Kos di Makassar
Polisi segera melakukan penyelidikan. Dimulai dari lokasi kejadian, hingga terus melakukan penelusuran dugaan adanya penculikan terencana.
Berbekal rekaman CCTV di lokasi, akhirnya ditemukan kalau Bilqis dibawa oleh seorang wanita yang didampingi dua anak usia SD.
Polisi akhirnya menemukan identitas pelaku. Namanya YN (30 tahun) dan tinggal di sebuah rumah kos di Makassar.
Pada Kamis (6/11), polisi melakukan penangkapan terhadap YN. Penangkapan itu berhasil.
Belakangan baru diketahui kalau dua anak itu adalah anak kandung YN. YN mengaku menyertakan dua anaknya agar korban tidak takut dan merasa nyaman. Tapi dua anak itu tak tahu menahu kalau ibunya sedang melakukan penculikan.
YN hanya mengaku kalau ia kasihan dengan Bilqis yang bermain sendirian di tempat umum. Kemudian, ia membawa Bilqis ke rumahnya.
Lalu, apa Bilqisnya juga ditemukan?
Ternyata tidak. YN mengaku sudah ‘menyerahkan’ Bilqis ke seseorang yang ia tahu berasal dari Jawa. Tapi, ia mengaku tidak tahu namanya. Ia hanya mengenal orang itu melalui medsos. Dan orang itu mentransfer uang lima ratus ribu sebagai DP.
Setelah bertemu, YN menyerahkan Bilqis ke orang itu. YN pun akhirnya memperoleh uang tambahan sebesar tiga juta rupiah. Dan setelah itu, ia tak tahu lagi kemana Bilqis dibawa.
Bilqis Sudah di Jambi
Berdasarkan penelusuran jejak pelaku, Bilqis diduga sudah dibawa ke Jambi melalui pesawat terbang oleh pelaku.
Polisi Makassar pun melakukan koordinasi dengan polisi Jambi. Sempat ada tanda tanya dari polisi Jambi: bagaimana mungkin penumpang tak punya identitas bisa menumpang pesawat. Padahal, semua penumpang harus jelas identitasnya, termasuk Kartu Keluarga.
Dari penelusuran tim gabungan itu, akhirnya ditemukan dua tersangka. Yaitu, AF (36 tahun) dan MA (40 tahun). Penangkapan dilakukan di Kota Sungai Penuh, Jambi, pada Jumat (7/11).
Menariknya, AF pernah menjadi pegawai honorer di pemda setempat. Ia dikenal baik oleh para tetangga: bergaul, rajin gotong royong, taat ibadah, dan lainnya.
Dari keduanya, ternyata Bilqis sudah dibawa oleh seorang wanita bernama LN. LN membawa Bilqis ke daerah kawasan Suku Anak Dalam di pedalaman Jambi. Dari pengakuan ini juga didapat informasi kalau keduanya dibayar 80 juta rupiah.
Bilqis Akhirnya Ditemukan dengan Selamat
Sebelum melakukan penangkapan di kampung Suku Anak Dalam, polisi melakukan pendekatan dengan para pemimpin adat setempat. Setelah dijelaskan, para pemimpin adat mempersilakan polisi melakukan penangkapan.
Boleh jadi, apa yang dilakukan polisi ini terlihat sepele, tapi begitu penting. Hal ini karena yang akan mereka tangkap seorang wanita dan yang menangkap tidak mengenakan seragam polisi.
Penangkapan akhirnya berjalan mulus. Saat itu hari Sabtu malam (8/11). Waktu menunjukkan pukul 20.00 lebih.
Keberhasilan penemuan Bilqis itu langsung disampaikan ke pihak keluarga oleh polisi. Polisi melakukan panggilan video yang mempertemukan secara darling antara ayah ibu dan putrinya yang sudah terpisah hampir sepekan.
“Nanti tunggu kami ya di Makassar besok pagi!” begitu kira-kira kabar gembira pihak polisi sambil di antara mereka menggendong Bilqis yang tampak sehat wal afiat.
Ahad pagi itu (9/11) menjadi momen yang begitu haru di markas polisi Kota Makassar. Bilqis akhirnya kembali ke pelukan ayah dan ibunya. [Mh]
Sumber: Kompas.com





