• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Senin, 13 Oktober, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Nasihat

Cara Ulama Mencari Menantu

Oktober 12, 2025
in Nasihat
Uang Bisa Merusak Persaudaraan

Ilustrasi, foto: pointblank.ng

66
SHARES
506
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

ULAMA itu pewaris Nabi. Ia menjadi teladan seperti keteladanan Nabi. Termasuk dalam mencari menantu.

Di masa Kekhalifahan Bani Umayyah, ada seorang ulama Madinah yang begitu terkenal dan menjadi rujukan umat. Beliau adalah Said bin Musayyab.

Said bin Musayyab lahir sekitar empat tahun setelah Rasulullah shallallau ‘alaihi wasallam wafat. Beliau tergolong generasi tabi’in.

Said banyak belajar dengan para sahabat Nabi. Antara lain, Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, dan lainnya, radhiyallahu ‘anhum.

Dari sekian sahabat Nabi, yang paling dekat dengan beliau adalah Abu Hurairah. Bahkan, Abu Hurairah menjodohkan Said bin Musayyab dengan putrinya sendiri. Itulah keberuntungan Said sehingga bisa belajar lebih banyak tentang hadis-hadis Nabi dari ayah mertuanya itu.

Waktu pun bergulir panjang. Kealiman, kefakihan, dan kezuhudan Said bin Musayyab sudah diketahui seantero umat.

Tiba-tiba ada utusan dari Khalifah Abdul Malik bin Marwan yang menyatakan bahwa khalifah akan melamar putri Said bin Musayyab untuk dinikahkan dengan puteranya: Al-Walid.

Said bin Musayyab tidak gembira. Sebaliknya, ia menjadi begitu gelisah. Posisinya menjadi serba salah. Hal ini karena pihak yang melamar adalah khalifah.

Ia sulit membayangkan bagaimana nasib putrinya kelak kalau hidup dalam gemerlap kemewahan istana. Padahal ia mendidik putrinya dengan Al-Qur’an, Hadis, ibadah, zuhud, dan berbagai ilmu keislaman.

Ia pun punya ide. Ia mencari-cari di antara murid-muridnya yang paling soleh, berilmu, dan tentu saja zuhud. Tapi, orang seperti itu tidak mudah ditemukan.

Akhirnya, ada seorang pemuda yang ditaksir Said bin Musayyab. Kehadirannya di majelis taklimnya begitu luar biasa. Soleh, alim, dan selalu berada di posisi paling depan. Dan pemuda ini begitu sederhana. Namanya, Abu Wada’ah.

Sayangnya, entah karena apa, selama beberapa hari Abu Wada’ah tak tampak lagi di deretan murid-muridnya di posisi paling depan. Entah karena sakit, atau apa.

Dan ketika Abu Wada’ah hadir, sang guru memintanya untuk berbicara empat mata.

“Kemana saja, kamu?” tanya Said bin Musayyab.

“Maaf Syaikh, aku baru saja mengalami musibah. Istriku meninggal dunia. Aku harus mengurus itu dulu,” ungkap Abu Wada’ah.

“Kenapa kau tak bilang. Mungkin aku bisa bertakziah ke rumahmu!” ucap Said.

Abu Wada’ah tersenyum. Ia menyimak kata-kata selanjutnya yang akan disampaikan gurunya itu.

“Apa kamu mau menikah lagi?” tanya Said bin Musayyab.

Abu Wada’ah tersenyum. “Siapa yang mau menjadi istri orang yang miskin seperti saya, Syaikh?” jawabnya sekenanya.

“Bagaimana kalau aku jodohkan engkau dengan putriku?” ucap Said Musayyab tiba-tiba.

Abu Wada’ah terkejut. Ia mengira kalau gurunya itu hanya bersenda gurau untuk menghiburnya yang masih berduka.

“Bagaimana?” tanya Said bin Musayyab.

Abu Wada’ah benar-benar merasa kikuk. Ia bingung harus menjawab apa. Bagaimana mungkin seorang ulama nomor satu di Madinah tiba-tiba akan menjadi mertunya, suatu hal yang sulit ia bayangkan.

Tapi karena untuk menunjukkan baktinya pada sang guru, Abu Wada’ah akhirnya mengiyakan. Meskipun, ia tak begitu yakin akan menjadi kenyataan.

Di luar dugaannya, gurunya memanggil sejumlah orang yang ada di sekitar Masjid Nabawi. Rupanya, Said bin Musayyab benar-benar akan melakukan ijab qabul dengan Abu Wada’ah pada saat itu juga.

Abu Wada’ah benar-benar pucat. Ia bingung harus berkata dan bertindak seperti apa. Ia hanya mengikuti yang diajarkan gurunya itu. Dan tuntaslah acara ijab qabul itu.

Abu Wada’ah izin pulang kepada gurunya. Ia meninggalkan Masjid Nabawi dalam keadaan tak menentu. Bingung, tak percaya, dan akhirnya pasrah.

Setibanya di rumahnya yang sangat sederhana, Abu Wada’ah melakoni kesehariannya seperti biasa. Tiba-tiba, pintu rumahnya diketuk orang.

“Siapa?” tanya Abu Wada’ah. “Said!” ucap seseorang dari luar.

Abu Wada’ah mengira yang menjawab itu adalah nama Said yang biasa berada di sekitar lingkungannya. Tapi, betapa terkejutnya Abu Wada’ah ketika orang itu adalah Syaikh Said bin Musayyab.

Abu Wada’ah langsung menenangkan diri. Ia berkeyakinan kalau gurunya itu datang untuk meralat apa yang telah dilakukan tadi pagi, bahwa pernikahan ‘ijab qabul’ itu terjadi insidental.

“Baiklah, tak mungkin seorang suami istri hidup berpisahan tempat. Inilah putriku yang kini sudah sah menjadi istrimu,” ucap Said bin Musayyab.

Rupanya, putri sang Syaikh ada di belakangnya. Abu Wada’ah begitu terkejut. Tak lama setelah itu, Said bin Musayyab mempersilakan putrinya untuk masuk ke rumah Abu Wada’ah.

Saat itu juga, Abu Wada’ah keluar rumah untuk menyampaikan berita heboh itu ke seluruh tetangganya. Tentu saja, para tetangganya tak percaya.

“Mana mungkin Syaikh Said Musayyab menikahkan putrinya dengan dia, lha khalifah melamar untuk putranya saja ditolak!” ujar para tetangga.

Abu Wada’ah tetap memaksa para tetangga untuk hadir ke rumahnya. Ia pun meminta para tokoh ibu untuk menemani putri Said bin Musayyab yang kini sudah berada di rumahnya.

Karena penasaran, mereka pun datang ke rumah Abu Wada’ah. Dan benar saja, apa yang diucapkan Abu Wada’ah bukan bualan.

“Tolong temani dia, aku akan pergi ke rumah ibuku!” ucap Abu Wada’ah ke salah seorang ibu.

Tentu saja, ibunya kaget. Ia meminta putranya untuk ‘tidak macam-macam’. Ibu Abu Wada’ah menemui menantu barunya itu. Sang ibu membawa menantunya itu ke rumahnya.

“Setelah tiga hari, baru kita melakukan prosesi walimahan. Dan saat itu, ibu akan mengantarnya untukmu!” ucap ibunya.

Dan resepsi walimahan pun berlangsung. Sejak itu, Abu Wada’ah sudah tinggal serumah dengan istrinya yang begitu istimewa: cantik, fakih, alim, dan abid.

**

Tak ada yang lebih berat dari seorang ayah dan ibu selain amanah perjodohan putrinya. Itulah puncak dari amanah yang akan ia pertanggungjawabkan kepada Allah.

Yaitu, atas dasar apa ia menikahkan putrinya dengan seseorang. Dan dasar inilah yang akan memastikan seperti apa keadaan putrinya di masa yang akan datang.

Berhati-hatilah, wahai para ayah dan ibu. Pilihlah calon menantu yang lebih karena agamanya, bukan yang lainnya. [Mh]

 

 

 

Tags: Cara Ulama Mencari MenantuSaid bin Musayyab
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Cara Mudah Membuat Teh Kunyit

Next Post

Bolehkah Puasa Daud dan Puasa Ayamul Bidh Digabung

Next Post
Arti Shaum Ramadan yaitu Membakar, Simak Penjelasannya dari Ustaz Farid Nu'man

Bolehkah Puasa Daud dan Puasa Ayamul Bidh Digabung

Amalan yang Nilai Ibadahnya Lebih dari Unta Merah

Safinah, Sahabat Rasulullah yang Mampu Menggendong 6 Unta

Salimah Bogor Bersama 1400 Anggota Salimah Ikut Aksi Bela Palestina di Jakarta

Salimah Bogor Bersama 1400 Anggota Salimah Ikut Aksi Bela Palestina di Jakarta

  • Bun, Yuk Kenali Gangguan Pencernaan pada 1.000 Hari Pertama Bayi

    124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7495 shares
    Share 2998 Tweet 1874
  • Doa untuk Palestina Lengkap beserta Artinya

    1481 shares
    Share 592 Tweet 370
  • Terjemahan Hadits Arbain Pertama Lengkap dengan Huruf Latin

    4982 shares
    Share 1993 Tweet 1246
  • Salimah Bogor Bersama 1400 Anggota Salimah Ikut Aksi Bela Palestina di Jakarta

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Viral, Canyoning Banyak Digemari Kalangan Muda dan Jadi Destinasi Baru di Bogor

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • Seminar Muslimah Awali Rangkaian Muswil V Salimah Sulsel

    67 shares
    Share 27 Tweet 17
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5099 shares
    Share 2040 Tweet 1275
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3099 shares
    Share 1240 Tweet 775
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    4836 shares
    Share 1934 Tweet 1209
  • Poin Penting Perjalanan Isra’ Mi’raj dari Surat Al-Isra’ Ayat 1

    1599 shares
    Share 640 Tweet 400
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga