UNIVERSITAS Brawijaya (UB) mengirimkan dua dokter dari Fakultas Kedokteran untuk menjadi relawan dalam misi kemanusiaan di Gaza, Palestina.
Pengiriman ini merupakan hasil kerja sama antara UB, Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), dan organisasi kemanusiaan internasional, Rahmah Worldwide.
Dikutip dari portal berita Universitas Brawijaya, kedua dokter yang berangkat adalah Dr. dr. Ristiawan Muji Laksono, Sp.An-TI, Subsp.M.N.(K), FIPP dan Dr. dr. Mohammad Kuntadi Syamsul Hidayat, M.Kes., MMR., Sp.OT.
Selama dua minggu, mereka akan bertugas di Rumah Sakit An-Nasr dan Rumah Sakit Eropa di Gaza bersama empat relawan medis lainnya dari BSMI.
Rektor UB, Prof. Widodo, menyampaikan bahwa partisipasi ini mencerminkan komitmen UB terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Ia menegaskan bahwa ilmu pengetahuan semestinya hadir untuk membela kemanusiaan, terutama di tengah situasi krisis.
“Kepada dua saudara kami yang akan berangkat, berangkatlah dengan niat tulus. Tegakkan nilai kemanusiaan lewat keahlian yang kalian miliki. Kembalilah dengan selamat, membawa harapan bagi kita semua,” ucapnya. Ia menambahkan bahwa meskipun tak bisa menghentikan perang, UB bisa mengirimkan harapan melalui tenaga medis terbaiknya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Salah satu relawan, dr. Ristiawan, mengungkapkan bahwa ia tergabung dalam Tim UB Palestine Solidarity sebelum bekerja sama dengan BSMI dan Rahmah Worldwide.
Menurutnya, pengalamannya sebagai dokter anestesi sangat relevan dengan kebutuhan di wilayah konflik, terutama dalam penanganan pasien di UGD dan ICU.
Ketua Umum DPN BSMI, Muhamad Djazuli Ambari, menyatakan bahwa UB menjadi universitas pertama di Indonesia yang mengirimkan tim dokter ke Gaza.
Ia menambahkan bahwa misi kali ini merupakan pengiriman ke-38 oleh BSMI dan mereka akan terus mendukung upaya pengiriman bantuan medis.
Universitas Brawijaya Kirim Dua Dokter untuk Misi Kemanusiaan di Gaza
Namun demikian, relawan menghadapi tantangan, seperti penyaringan alat medis oleh tentara Israel (IDF) serta kondisi lapangan yang sulit, termasuk potensi kekurangan logistik dan makanan.
Para dokter telah dibekali pelatihan untuk menghadapi situasi ini, baik secara fisik maupun mental.
Ketua UB Palestine Solidarity, Prof. Dr. dr. Loeki Enggar Fitri, menyebut bahwa misi ini merupakan kali pertama UB secara langsung mengirimkan tenaga medis ke Gaza.
UB juga menyerahkan bantuan berupa alat kesehatan hasil donasi dari sivitas akademika dan alumni.
Dari total dana hampir Rp 1 miliar, sebesar Rp 700 juta berasal dari alumni FK, sementara sisanya dikumpulkan dari lingkungan UB.
Baca juga: Dokter Lulusan UIN Jakarta Syahid Saat Jadi Relawan di Gaza
Bantuan yang dikirimkan mencakup alat USG, jarum anestesi, dan bone graft, sebagian diserahkan melalui BSMI.
Wakil Rektor II UB, Prof. Dr. Muchamad Ali Safa’at, menekankan bahwa pengiriman relawan ini adalah bentuk nyata pengabdian UB kepada masyarakat global.
Ia menegaskan bahwa keberpihakan terhadap kemanusiaan lahir dari kesadaran intelektual, dan UB merasa memiliki tanggung jawab untuk turut berperan dalam krisis kemanusiaan yang terjadi.
Pengiriman tim medis ini digagas melalui program UB Palestine Solidarity, yang fokus pada bantuan kemanusiaan dalam bentuk donasi, edukasi, dan aksi langsung di lapangan.[Sdz]
