• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 20 Mei, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Healthy

Simak Perbedaan Vitamin Alami dan Sintetis

Mei 19, 2025
in Healthy
Simak Perbedaan Vitamin Alami dan Sintetis

Foto: Pinterest

69
SHARES
529
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
ADVERTISEMENT

PERBEDAAN vitamin alami dan sintetis, mana yang sebenarnya lebih baik dikonsumsi. Vitamin menjadi nutrisi penting yang berperan menjaga daya tahan tubuh hingga menunjang fungsi organ. Selain didapat dari makanan alami, vitamin juga tersedia dalam bentuk suplemen sintetis.

Vitamin sintetis dan alami memiliki asal-usul yang berbeda. Vitamin alami diperoleh dari sumber makanan utuh seperti tumbuhan dan hewan. Sementara vitamin sintetis dibuat di laboratorium melalui proses kimia untuk meniru struktur kimia vitamin alami.

Vitamin sintetis justru lebih mudah diserap dibandingkan bentuk alaminya. Namun, ini tergantung pada jenis vitaminnya.

Dalam hal penyerapan oleh tubuh atau bioavailabilitas, beberapa penelitian menunjukkan bahwa bentuk sintetis dari nutrien tertentu, seperti folat, dapat lebih mudah diserap dibandingkan bentuk alaminya.

Sementara dari segi manfaat, vitamin alami dinilai unggul dalam beberapa kasus, misalnya dalam mendukung kesehatan kardiovaskular.

Baca juga: Suplemen Vitamin D Tidak Efektif untuk Mencegah Flu

Simak Perbedaan Vitamin Alami dan Sintetis

Meski begitu, studi lain tidak menemukan perbedaan signifikan antara bentuk sintetis dan alami untuk vitamin tertentu seperti vitamin C.

Karena itu, pemilihan antara vitamin sintetis dan alami sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan individu, keterbatasan diet, serta tujuan kesehatan secara keseluruhan.

Vitamin sintetis kerap digunakan dalam kondisi medis tertentu seperti kekurangan gizi, kehamilan, atau gangguan penyerapan nutrisi.

Vitamin sintetis dapat bermanfaat untuk mengatasi kekurangan nutrisi tertentu. Selain itu, vitamin sintetis lebih stabil dan bisa diberikan dengan dosis presisi, sehingga sering digunakan dalam terapi medis.

Meskipun bermanfaat, konsumsi vitamin sintetis dalam jangka panjang tetap mengandung risiko, terutama jika tidak diawasi dokter.

Salah satu risiko utama adalah toksisitas akibat akumulasi vitamin larut lemak seperti A, D, E, dan K di dalam tubuh.

Hal ini dapat menimbulkan efek samping serius, termasuk kerusakan hati dan gangguan sistem saraf. Beberapa bentuk sintetis juga disebut memiliki efektivitas biologis lebih rendah dibanding versi alami.

Beberapa bentuk sintetis seperti dl-α-tokoferol (vitamin E sintetis) memiliki aktivitas biologis yang lebih rendah dibandingkan bentuk alaminya, sehingga efektivitasnya bisa berbeda.

Pentingnya memperhatikan dosis harian vitamin agar terhindar dari efek toksik. Vitamin yang larut dalam air, seperti vitamin C dan vitamin B kompleks, umumnya lebih aman dikonsumsi dalam jumlah lebih tinggi karena kelebihannya akan dibuang melalui urin, meskipun tetap memiliki batas yang dianjurkan.

Contohnya, kebutuhan harian vitamin C adalah 75–90 mg, dan batas amannya 2.000 mg per hari.

Sedangkan untuk vitamin A, batas aman sekitar 700–900 mikrogram RAE, dengan batas toksik di atas 3.000 mikrogram RAE. Vitamin D aman dikonsumsi hingga 100 mikrogram (4.000 IU) per hari, kecuali atas saran dokter.

Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Beberapa kondisi medis yang membutuhkan vitamin sintetis, di antaranya:

Sirosis hati (butuh vitamin K)

Neuropati

Penyakit celiac (gangguan penyerapan vitamin)

Malnutrisi

Penyakit ginjal kronis (butuh vitamin D)

Dermatitis eksfoliatif (butuh retinoid/vitamin A)

Gangguan perdarahan (butuh vitamin K)

Kehamilan dan menyusui

Keputusan untuk mengonsumsi vitamin ini sebaiknya disesuaikan dengan kondisi individu.

Pemilihan antara vitamin sintetis dan alami sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan individu, keterbatasan diet, serta tujuan kesehatan secara keseluruhan.

Konsultasi dengan dokter atau ahli gizi tetap menjadi langkah terbaik untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. [Din]

Tags: Simak Perbedaan Vitamin Alami dan Sintetis
Previous Post

Keajaiban Doa Seorang Wanita yang Dizhalimi

Next Post

Di Usia 109 Tahun, Nenek Sumbuk Jadi Jemaah Haji Tertua di Indonesia Tahun 2025

Next Post
Di Usia 109 Tahun, Nenek Sumbuk Jadi Jemaah Haji Tertua di Indonesia Tahun 2025

Di Usia 109 Tahun, Nenek Sumbuk Jadi Jemaah Haji Tertua di Indonesia Tahun 2025

5 Cara Membangun Keluarga yang Kuat

5 Cara Membangun Keluarga yang Kuat

Mulai 1 Juni 2025 SIM Indonesia Berlaku di 8 Negara ASEAN

Mulai 1 Juni 2025 SIM Indonesia Berlaku di 8 Negara ASEAN

.:: TERPOPULER

Chanelmuslim.com

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2022 ChanelMuslim - Media Pendidikan dan Keluarga