DUA geopark Indonesia, Geopark Kebumen di Jawa Tengah dan Geopark Meratus di Kalimantan Selatan, kini resmi menyandang status UNESCO Global Geoparks (UGGs).
Penetapan ini diumumkan dalam sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 yang berlangsung pada 2–17 April 2025 di Prancis, setelah sebelumnya kedua kawasan ini diajukan pada akhir 2024.
Dengan pengakuan ini, Indonesia kini memiliki beberapa UNESCO Global Geopark, menjadikannya salah satu negara dengan jumlah geopark global terbanyak di dunia.
Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras kolaboratif antara pemerintah pusat, daerah, akademisi, komunitas lokal, dan berbagai pihak lainnya.
Baca juga: UNESCO Tetapkan Lima Warisan Dokumenter Indonesia Sebagai Memory of the World 2025
Dua Geopark Indonesia Resmi Diakui sebagai Global Geopark UNESCO
Dengan penambahan ini, Indonesia kini semakin mengukuhkan posisinya sebagai negara yang aktif dalam pelestarian warisan geologi dunia.
Status UGGs bukan hanya bentuk pengakuan internasional atas keunikan dan nilai ilmiah kawasan tersebut, tapi juga mendorong pemberdayaan masyarakat lokal melalui edukasi, pariwisata berkelanjutan, dan perlindungan lingkungan.
Pengakuan dari UNESCO bukan hanya prestasi, tetapi juga tanggung jawab besar untuk menjaga dan mengelola kawasan ini secara berkelanjutan.
Dengan bertambahnya jumlah geopark berkelas dunia, Indonesia semakin menunjukkan komitmennya dalam menjaga warisan geologis, budaya, dan alam secara berkelanjutan di mata dunia.
Kabupaten Kebumen Jawa Tengah memiliki wisata geologi yang sangat menarik untuk kita jelajahi. Nama wisata yang dimaksud adalah Geopark Karangsambung.
Geopark Karangsambung-Karangbolong terletak di Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah. Wilayahnya membentang seluas 543.599 km².
Kawasan ini terbagi menjadi tiga segmen utama yang memiliki karakteristik geologi yang berbeda.
Pertama, ada kawasan Karangsambung yang terletak di bagian utara dan merupakan cagar alam geologi yang kaya akan batuan metamorf derajat tinggi dan batuan beku.
Kemudian ada kawasan Sempor, yang terletak di bagian tengah. Ini adalah area yang memiliki bentuk lahan fluvial dan denudasional, dengan hamparan perbukitan yang menunjukkan proses geomorfologi yang kompleks.
Terakhir di bagian selatan, ada Kawasan Pesisir Ayah menonjol dengan karakteristik karst dan vulkanik tua, menampilkan bentuk-bentuk lahan hasil dari proses vulkanisme dan sedimentasi yang telah berlangsung selama jutaan tahun.
Pegunungan Kalimantan Selatan adalah sebuah pegunungan ofiolit yang sejak Paleogen telah terletak di sebuah wilayah yang jauh dari tepi-tepi konvergensi lempeng.
Pegunungan Meratus mulai terangkat pada Miosen Akhir dan efektif membatasi Cekungan Barito disebelah Baratnya pada Plio-Pleistosen (Satyana).
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Berdasarkan hasil rekonstruksi yang telah dilakukan oleh Satyana (2003), pada tektonik wilayah bagian Tenggara Sundaland (Kalimantan Tenggara, Jawa Tengah-Jawa Timur, Sulawesi Selatan) dan menyatakan bahwa ofiolit Pegunungan Meratus tidak seharusnya dihubungkan dengan ofiolit Ciletuh dan Luk Ulo (Karangsambung) seperti telah digambarkan oleh Katili (1974) dan Hamilton (1979) yang menyebutnya sebagai jalur penunjaman Kapur Akhir.
Proses pengalihtempatan (emplacement) ofiolit Meratus berbeda dengan proses emplacement ofiolit Ciletuh dan Luk Ulo.
Ofioit yang ada di Ciletuh dan Luk Ulo (Krangsambung) seharusnya disambungkan dengan singkapan kompleks ofiolit di Bantimala, Sulawesi Selatan yang berdasarkan umur metamorfisme dan radiolaria terjadi pada sekitar Maastrichtian (Kapur akhir), sedangkan emplacement ofiolit Meratus terjadi pada Albian-Aptian (Kapur Awal bagian atas). [Din]