LINGKUNGAN baik membentuk orang menjadi baik. Berjuanglah untuk membangun lingkungan yang baik demi generasi penerus kita.
Suatu kali, Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah kedatangan tamu agung. Tamu itu adalah gurunya yang sangat ia panuti. Namanya Imam Syafi’I rahimahullah.
Sedemikian tingginya penghormatan Imam Ahmad terhadap gurunya itu, ia selalu mendoakan Imam Syafi’i di akhir sujud shalatnya. Berapa lama ia lakukan itu? Selama 40 tahun.
Usia Imam Ahmad dan Imam Syafi’i hanya terpaut 14 tahun, lebih muda Imam Ahmad. Tapi, Imam Syafi’i wafat di usia 54 tahun, sementara Imam Ahmad wafat di usia 77 tahun.
Betapa bahagianya keluarga Imam Ahmad kedatangan tamu agung itu. Termasuk, seorang putri Imam Ahmad yang masih kecil.
Putri Imam Ahmad ini begitu penasaran dengan tamu agung ayahnya itu. Kenapa ayahnya begitu memuliakan Imam Syafi’i? Karena Imam Syafi’i menginap di rumah Imam Ahmad, maka kesempatan putri Imam Ahmad menjadi lebih besar untuk menelisik.
Ia membayangkan, selepas shalat Isya, tamu agung ayahnya itu pasti akan shalat malam sepanjang malam, berzikir, dan lainnya.
Namun, apa yang ia saksikan membuatnya kecewa. Pasalnya, Imam Syafi’i langsung tertidur. Pulas sekali.
Keesokannya, putri Imam Ahmad mempertanyakan tentang tamu itu kepada ayahnya. “Katanya ‘orang hebat’, tapi kok malamnya tidak shalat malam, malah langsung tidur,” ungkapnya.
Rupanya, pembicaraan itu terdengar oleh Imam Syafi’i. Mungkin karena suara anak kecil itu begitu keras sehingga bisa menembus celah ruangan.
Imam Syafi’i pun menghampiri keduanya. Ia tersenyum dengan putri Imam Ahmad yang baru saja ‘menggugat’ ibadahnya.
“Wahai anakku yang solehah, kamu benar. Aku tidak shalat malam karena tertidur. Hal ini karena kemarin aku tidak tidur semalaman suntuk demi meneliti kandungan Al-Qur’an untuk menjawab permasalahan umat. Dan aku teruskan lagi di pagi harinya,” ungkap Imam Syafi’i yang juga disambut senyum oleh putri Imam Ahmad yang merasa malu karena ketahuan ‘mengintip’.
**
Itulah masa keemasan generasi ulama salaf. Zaman mereka begitu menakjubkan. Termasuk kebiasaan qiyamul lail yang sangat mereka perhatikan. Termasuk menjadi perhatian seorang gadis kecil sekali pun.
Hal itu sangat berbeda di zaman kita saat ini. Jangankan shalat sunnah sepanjang malam, shalat fardu pun terisi di waktu-waktu sisa.
Oang-orang tua mereka membentuk lingkungan, dan lingkungan pun akhirnya membentuk mereka. Kini, seperti apa lingkungan kita saat ini?
Berjuanglah untuk membentuk lingkungan yang Islami, setidaknya di rumah kita sendiri. [Mh]