USTAZ Satria Hadi Lubis menjelaskan mengenai ruh keluarga dakwah Islam.
Ruh keluarga dakwah adalah keluarga yang sejak awal berkomitmen untuk menjadikan semua anggota keluarga menjadi pemimpin dalam kebaikan.
Ruh keluarga dakwah adalah keluarga yang sibuk dengan masalah besar (menegakkan nilai-nilai agama) dan tidak meributkan masalah kecil (masalah di luar agama, seperti kekurangan ekonomi, sifat yang berbeda, dan lain-lain).
Pantang bubar hanya karena masalah kecil. Saling mengalah dan sabar menjadi keseharian kasih sayang mereka.
Ruh keluarga dakwah adalah keluarga yang selera serta perasaannya disesuaikan dengan nilai-nilai Islam.
Tidak merasa ingin memiliki dan menguasai, serta tidak mendewakan subyektivitas cinta dan cemburu, kecuali seperti apa yang diperintahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ruh Keluarga Dakwah
Ruh keluarga dakwah adalah keluarga yang senangnya adalah dakwah dan gelisahnya adalah jauh dari dakwah.
Jihad jalan hidup mereka dan mati syahid di jalan Allah cita-cita tertinggi mereka.
Ruh keluarga dakwah adalah keluarga yang mengkader anak dan keturunannya agar menjadi pejuang tauhid.
Bangganya bukan terletak pada kekayaan, ketenaran dan kepangkatan, tapi pada seberapa besar dan seberapa banyak anak dan keturunannya berkontribusi bagi umat dan bisa menyelamatkan anggota keluarganya masuk surga bersama-sama.
Baca juga: Dukungan Keluarga Rasulullah Selama Dakwah Periode Mekkah
Ruh keluarga dakwah adalah keluarga jihad dan harapan.
Peluh dan daya perlu digesa untuk meraihnya tanpa kenal putus asa.
Sepanjang hayat di kandung badan. Sepanjang jalan kebahagiaan abadi.
Istilah “keluarga dakwah” mengacu pada konsep keluarga yang memiliki komitmen kuat dalam menyebarkan dan mempraktikkan ajaran agama, khususnya dalam konteks Islam.
Keluarga seperti ini sering mendedikasikan banyak aspek kehidupan mereka untuk dakwah, yaitu kegiatan untuk mengundang atau memanggil orang lain untuk memahami dan mengikuti ajaran Islam.
Keluarga dakwah melihat peran mereka tidak hanya sebagai pemelihara tradisi, tapi juga sebagai pembaru dan penghubung dalam menyebarkan nilai-nilai positif agama kepada generasi berikutnya dan masyarakat luas.
Selalu ada penekanan pada kasih sayang, pemahaman, dan kesabaran dalam proses dakwah.[Sdz]