MILITER Israel pada hari Selasa (12/11/2024) membakar sebuah sekolah yang berfungsi sebagai tempat penampungan bagi warga Palestina yang mengungsi di Gaza utara setelah truk bantuan mencapai daerah tersebut.
Dalam rekaman yang diunggah daring, truk-truk terlihat berbaris sementara asap mengepul dari Sekolah Mahdia al-Shawa di Beit Hanoun.
Klip lainnya memperlihatkan akibat kehancuran di sekolah tersebut, di mana api terlihat membakar bangunan dan sekitarnya.
Menurut Al Jazeera, serangan terhadap sekolah tersebut terjadi setelah militer Israel memerintahkan warga Palestina yang mengungsi di kota itu untuk mengungsi ke selatan Jalur Gaza pada hari Selasa.
Meskipun mengizinkan bantuan masuk ke Beit Hanoun, tentara Israel terus melancarkan serangan ke kota itu, memaksa sebagian besar penduduk yang tersisa untuk mengungsi.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Beit Hanoun, rumah bagi sekitar 7.500 orang, telah dikepung selama hampir 40 hari, sejak Israel melancarkan serangan militer baru di Gaza utara.
Pada hari Selasa, media lokal melaporkan bahwa tiga truk bantuan yang membawa bahan makanan dan air memasuki wilayah tersebut untuk pertama kalinya sejak blokade dimulai.
Pada saat yang sama, pasukan Israel menembaki wilayah tersebut, menewaskan sejumlah warga Palestina dan memaksa sisanya mengungsi ke selatan.
Laporan ini muncul setelah militer Israel membuat klaim pada akhir pekan bahwa paket bantuan telah mencapai Gaza utara, termasuk Beit Hanoun, dan mencatat bahwa bantuan tambahan sedang memasuki bagian utara daerah kantong itu.
Tentara Israel Bakar Sekolah di Gaza Utara Setelah Truk Bantuan Masuk
Baca juga: 45.000 Anak Palestina Putus Sekolah Karena Israel Menghancurkan Gaza
Namun, Kementerian Pertahanan Israel mengatakan pada hari Senin bahwa tidak ada proses perencanaan untuk mengirim bantuan ke Gaza utara.
Seorang juru bicara Kementerian Pertahanan tampaknya menyalahkan kurangnya kepemimpinan politik atas kurangnya perencanaan pengiriman bantuan.
“Karena tidak ada arahan yang diterima dari pimpinan politik mengenai masalah ini, saat ini tidak ada proses perencanaan, prosedur tender, atau keterlibatan apa pun yang sedang berlangsung,” kata juru bicara tersebut.
“Lembaga pertahanan terus beroperasi dan akan terus beroperasi semata-mata sesuai dengan arahan pemerintah dan mematuhi hukum internasional.”
Pernyataan tersebut sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang proposal perusahaan logistik AS untuk mendirikan pusat distribusi bantuan dan komunitas berpagar di Beit Hanoun di Gaza utara.[Sdz]
Sumber: middleeasteye