SEORANG Konselor Keluarga, Cahyadi Takariawan menuliskan mengenai komitmen sebuah pernikahan.
Komitmen adalah keputusan individu untuk terlibat dalam aktivitas-aktivitas tertentu secara konsisten.
Dalam konteks pernikahan, komitmen menjelaskan adanya kegigihan untuk bersatu dan mempertahankan keutuhan rumah tangga.
Komitmen dalam pernikahan bisa menjelaskan, mengapa ada suami atau istri yang tetap bertahan dalam pernikahan walaupun merasa tidak bahagia.
Mengapa tetap mempertahankan keutuhan rumah tangga meskipun hatinya disakiti?
Bagi orang lain, akan mempertanyakan keputusan itu, mengapa harus bertahan? Mengapa tidak berpisah saja? Mengapa mau disakiti? Inilah peran komitmen dalam pernikahan.
Studi yang dilakukan Dominik Schoebi dkk (2012) menyatakan, dalam kehidupan pernikahan, komitmen setidaknya memiliki dua peran penting.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
View this post on Instagram
Pertama untuk mendorong individu terlibat dalam perilaku yang mempertahankan pernikahan.
Kedua untuk mendorong individu tetap gigih bertahan dalam pernikahan.
Hasil penelitian Dominik Schoebi dkk menunjukan bahwa orang-orang terlibat secara aktif dalam perilaku yang berguna untuk mempertahankan pernikahan, akan memperlambat munculnya ketidakpuasan dalam pernikahan.
Ditemukan, pasangan yang gigih bertahan dalam pernikahan, akan mendorong mereka melakukan perilaku yang konstruktif saat proses menyelesaikan masalah.
Hidup bersama dalam ikatan pernikahan dengan seseorang yang dicintai, waktu tidaklah terasa.
Tahu-tahu sudah sama-sama tua. Melewati hari dengan asyik saja.
Namun jika hidup bersama dalam ikatan pernikahan dengan seseorang yang tidak dicintai, waktu terasa berhenti.
Komitmen Pernikahan
Setiap hari terasa menyiksa, seakan menjalani hukuman yang tiada akhirnya.
Oleh karena itu, bersiap menikah artinya Anda bersedia untuk terikat dengan si dia dalam ikatan pernikahan, sampai akhir usia.
Terikat selamanya, karena tak boleh diniatkan untuk terikat sementara.
Harus ada persiapan yang matang. Harus ada perencanaan yang detail. Harus ada desain kehidupan yang rasional.
Anda akan menjalani kehidupan dalam ikatan pernikahan, selamanya. Bukan sementara.
Siapkah Anda saling terikat selamanya? Tidak bosankah Anda menjalaninya?
Kisah Tristan dan Susannah dalam Legend of The Fall bisa menjadi pelajaran bagi kita.
Bahwa “selamanya” itu bisa menjadi waktu yang sangat lama.
Maka ketika mengambil keputusan yang berdampak “selama-lamanya” harus dalam kondisi akal sehat dan hati bersih.
Jangan memutuskan pada kondisi emosi dan tergesa-gesa, kurang persiapan, serta kurang pertimbangan.
Kesalahan dalam mengambil keputusan, akan membuat kehidupan pernikahan menjadi hukuman yang menyakitkan di sepanjang kehidupan.[Sdz]