ChanelMuslim.com – Keberadaan masjid di negeri minoritas muslim memang sesuatu yang sangat istimewa dan spesial bagi umat muslim termasuk dengan warga negara Indonesia yang merantau ke negeri Ginseng Korea Selatan. Kesadaran akan kebutuhan akan pusat ibadah membuat WNI bersatu dan menginisiasi hadirnya pusat ibadah di berbagai tempat yang tersebar di Korea Selatan.
Seperti diketahui bahwa Islam di Korea memang tidak mudah. Didominasi oleh agama Budha dan Konfusius, juga cepatnya perkembangan agama Nasrani, muslim di Korea Selatan hanya sekitar 40 ribu saja ditambah 100 ribu muslim pendatang. Jumlah itu terlihat sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Korea yang mencapai 40 juta jiwa.
Belum lagi dominasi budaya yang jauh dari nilai-nilai Islam membuat muslim Korea benar-benar harus berjuang dalam dakwah.. Kemudian, diikuti dengan pemeluk agama Budha (23%), Kristen (18%) dan Katolik (10%) secara berturut-turut .
Meski demikian, sangat berbeda dengan di Indonesia, jumlah penduduk asli Korea Selatan yang beragama Islam sampai saat ini tidak lebih 0,1% dari sekitar 50 juta jiwa total populasi penduduk.
Di samping jumlah tersebut, terdapat sekitar 200.000 muslim pendatang dari berbagai negara di dunia, baik untuk bekerja, belajar, ataupun menetap di Korea Selatan.
Warga Negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Korea Selatan umumnya tinggal di MES yang disediakan pabrik dan berlokasi di sekitar pabrik.
Mereka tidak menyewa rumah sendiri. Sedikit sekali yang menyewa rumah dengan cara patungan di luar mes yang telah disediakan pabrik. Selama di Korea Selatan mereka tidak membawa keluarga karena mereka hanya mendapat visa tunggal bagi pekerja saja. Keberadaan masjid menjadi angin surga bagi mereka, karena di masjid mereka bisa bertemu sesama WNI dan nyaman beribadah.
[gambar1]
Alnofriadi DAI Ambassador Corps Da’i Dompet Dhuafa (Cordofa) Korea Selatan menceritakan bahwa sulitnya beribadah membuat para WNI harus dengan jalan jauh untuk menemukan masjid maupun ibadah dengan kondisi ruangan yang kecil di ruang kerja.
“Kondisi-kondisi seperti itu kemudian melahirkan keinginan para WNI yang jumlahnya lebih dari 35 ribu orang di Korea untuk menginisiasi pendirian masjid. Tujuannya agar tetap bisa menunaikan kewajiban sebagai muslim serta menjadi pusat peradaban islam selama berada di Korea Selatan.” ungkap Alnofriadi DAI Ambassador Cordofa Korea Selatan dalam keterangan pers yang diterima chanelmuslim.com, Jumat (25/5).
Ide pendirian masjid, lanjut Alnofriadi mulai terealisasi bermula dari pertemuan-pertemuan sesama WNI di pabrik-pabrik mereka di sela-sela istirahat dan obrolan ringan beberapa WNI yang pernah merasakan menjadi santri saat di Indonesia di jejaring media sosial.
“Obrolan yang awalnya hanya terjadi antara beberapa orang terus menyebar luas kepada para WNI yang bekerja di pabrik dan distrik-distrik hingga terbentuklah panitia kecil yang bertugas menghimpun dana dan penyediaan ruang ibadah,” ujar Ustaz Alnof.
Kemudian mereka lalu menyewa sebuah flat di apato-apato yang mudah mereka jangkau seperti dekat pabrik dan pasar.
“Saat ini sudah ada 59 masjid yang diinisiasi dan dikelola oleh Warga Negara Indonesia (WNI) di seluruh kota di Korea. Lima diantaranya sudah permanen, sedangkan 54 masjid lainnya masih berupa flat yang disewa,” ungkapnya.
Ustad Alnof juga mengatakan masjid-masjid yang permanen sudah berwenang menunjuk imam tetap dari dalam atau luar Korea dan pengurusan visanya akan diterbitkan dengan sponsor dari Korea Muslim Federation (KMF).
“Masjid juga menjadi pusat informasi bagi warga Korea yang ingin belajar Islam. Masjid-masjid di Korea Selatan menyediakan bahan-bahan bacaan dan audio yang diberikan gratis buat mereka yang ingin mempelajari Islam,” tutup rilis tersebut. (jwt/DD)